Kamis, 26 September 2019

Self Improvement: Islam itu mudah "Masyaqqah Tajelibu Taesir– Qawaid Fiqh


Assalaamu'alaikum…
Hari ini aku kembali membuka catatan, tapi yang satu ini bukan catatan hasil ngaji melainkan catatan hasil baca tugas. Namanya Ustad Ardi, mahasiswa S2 jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah UIN Malang. Beberapa bulan yang lalu, aku membaca sebuah artikel yang dikirimkan Ustad Ardi ke whatsapp-ku (semacam loker penitipan tugas). Untungnya, segala sesuatu yang dititipkan adalah hal yang sangat positif alias nambah pengetahuan meski setelahnya justru terlihat makin noob.
Aku nge-buka file tersebut, judulnya "Masyaqqah Tajelibu Taesir."
Masyaallah, ya jelaslah! Langsung menganga wkwkwk.
“Apa tuh? Artinya apaan? Maksudnya gimana?”
Pertanyaan mendasar seperti itulah yang muncul dalam otak miniku. Tanpa basa-basi, aku kemudian melanjutkan untuk membaca isi artikel tersebut. ~makin pengen tau dong, ada apa sih dengan judul artikel yang menggelitik itu?
Masyaqqah Tajelibu Taesir, Jika diartikan per-kata, maka memiliki arti seperti ini:
Masyaqqah: Kesulitan
Tajelibu: Mendatangkan
Taesir: Kemudahan
Kesulitan mendatangkan kemudahan? Sedikit paradoks memang, tapi yaa benar. Padahal masih baru tahu arti per-kata, tapi pikiran sotoyku berbondong-bondong menarik sebuah kesimpulan bahwa:
“Oalah iya, Islam adalah agama yang mudah.”
Di dunia yang fana ini, ternyata ada suatu kaidah yang dirumuskan oleh para ilmuan Islam agar kita bisa dengan mudah mengetahui sekian banyak hukum suatu permasalahan dalam kehidupan dengan cara yang lebih praktis, yaitu melalui kaidah-kaidah fiqh (Qawaid Fiqh). Nah, Masyaqqah Tajelibu Taesir merupakan salah satu cabang Qawaid Fiqh-nya. Simple nya, ini tuh semacam petunjuk yang dibuat oleh para ilmuan islam yang bersumber dari Al-Quranul Karim. Tujuannya agar setiap muslim tidak mengalami kesulitan untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT. 
Dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari, umat islam mengenal hukum keharusan/azimah yaitu wajib, sunnah, makruh, dan haram. Pada kondisi tertentu, Islam juga mengenal At-Taesir yang memiliki arti kemudahan atau juga sering dikenal dengan istilah rukhshah yang berarti keringanan.
Dari paragraf diatas, kita bisa mengambil benang bawang merah bahwa meskipun ada hukum keharusan, Islam memberikan keringanan pada kondisi dan sebab-sebab tertentu. Misalnya, yang semula haram bisa menjadi halal. Contohnya: makan daging babi saat keadaan terdesak.
Sebagaimana kaidah fikih pada umumnya, kaidah ini pun berlandaskan beberapa ayat dari Alquran. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ
Dan sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kalian apa yang Dia haramkan, kecuali yang terpaksa kalian makan.” Q.S Al-An’am: 119.
Nah, pertanyaannya.
“Keadaan seperti apa saja yang semula terlarang menjadi diperbolehkan?”
Jujur saja, setiap selesai membaca satu lembar … rasanya tuh kayak makin banyak tanda tanya yang berisi pertanyaan-pertanyaan receh. Akhirnya yaa buka tutup google untuk cari tahu istilah-istilah tertentu huhuhuhu. ~Apalah aku yang baru anak kemarin sore :(
Tapi yaudah sih gapapa, lanjut aja bacanya. Meskipun anak kemarin sore, tapi semangatnya masih berapi-api kok wkwkwkw ~apasih
Balik ke topik,
Kesulitan terbagi menjadi dua jenis yaitu tidak ifrath (melampaui batas), dan tafrith (kurang dari batas). Jadi, jika dirasa kesulitan itu melampaui batasan maka keringanan bisa berlaku. Sedangkan tingkatannya terbagi menjadi tiga yaitu al-azimah (sangat berat), al-mutawasithah (menengah), dan al-khafifah (ringan). Keringanan dalam hal ini bisa berupa penghapusan, pengurangan, penggantian, didahulukan, diakhirkan, atau berubahnya cara yang dilakukan
Ada sebab-sebab berlakunya keringanan/rukhshah dalam cabang ilmu qawaid fiqh, yaitu (Djazuli, 2006):
  •  - النَّقْصُKekurangan bertindak hukum. Contohnya, anak kecil dan orang gila diperbolehkan untuk tidak melaksanakan rukun islam seperti sholat, zakat, puasa, dan naik haji.
  • Contoh lainnya, puasa Ramadhan hukumnya kan wajib. Namun, boleh tidak dilaksanakan apabila terdapat ‘udzur (halangan). Diantara ‘udzur sehingga mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa adalah orang yang sedang bepergian jauh (safar), sedang sakit, orang yang sudah berumur lanjut (tua renta) dan khusus bagi wanita apabila sedang dalam keadaan haidhnifas, hamil atau menyusui (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, II/89, 118-127)
  • عُمُوْمُ اَلْبَلْوَى - Kesulitan yang Umum. Misalnya pada saat ada kejadian bencana alam. Kemungkinan akan banyak kotoran yang masuk ke dalam rumah atau air untuk bersuci menjadi kotor sehingga hal itu tidak bisa dihindarkan.
  • عُمُوْمُ اَلْبَلْوَى - Berpergian  dan اَلْمَرَضُ - Keadaan Sakit. Seperti kita tahu bahwa sholat lima waktu  hukumnya wajib. Nah, akan tetapi ada keringanan dalam hal tertentu. Misalnya sedang berpegian, atau terpaksa tidak bisa melaksanakan karena dalam keadaan sakit. Berpergian dan sakit kan juga ada tingkatannya. Kalau hanya berpergian ke pasar/belanja di Mall/nonton bioskop, masa iya sih mau ninggalin sholat? Aku rasa ngga oke banget kalo berpergian semacam itu dijadikan alasan untuk ninggalin sholat. Apalagi kalo cuman sakit panas/panu/kadas/kurap wkwkwkw. Tapi yaaa beda cerita jika kalian berpegian ke Turki dengan lama penerbangan lebih dari 15 jam, berada di puncak gunung, atau sakit kritis sampe nginep di ruang ICU. Seringkali aku sendiri juga menggunakan tiket keringanan ini. Misalnya ketika aku pergi luar kota menggunakan kereta dan memakan waktu perjalanan 14 jam. Tentu, aku akan memakai penggantian/ didahulukan/diakhirkan atau yang dikenal dengan jamak dan qasar sholat.
  • - اَلْاءِكْرَاهُKeadaan terpaksa. Yang dimaksud terpaksa adalah kondisi yang benar-benar darurat, bukan semata-mata praduga atau asumsi belaka. Keterpaksaan dalam hal ini diperbolehkan asalkan tidak melakukannya dengan melewati batas (sesuai dengan kebutuhan untuk menghilangkan mudarat). Seperti orang yang sangat kelaparan di tengah perjalanan. Diperbolehkan memakan bangkai hanya untuk sekedar menyambung hidupnya saja, tidak mengkonsumsinya hingga kenyang.
  • النِّسْيَانُLupa. Contohnya seperti pada saat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, kemudian lupa makan dan minum.
  •  اَلْجَهْلُ - Ketidaktahuan. Misalnya seperti seorang mualaf yang tidak bisa membaca bacaan sholat atau menjalankan usaha dengan riba.
Setelah mengetahui sebab-sebab berlakunya keringanan/rukhshah, maka berikutnya ada macam-macam kaidah tentang Masyaqqah Tajelibu Taesir:
  1. Apabila suatu perkara menjadi sempit maka hukumnya meluas. Contohnya seperti dokter laki-laki dan pasien (ibu yang akan melahirkan). Pada dasarnya memang laki-laki tidak boleh menyentuh perempuan yang bukan mahromnya. Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahromnya” (HR. Tabrani). Akan tetapi, apabila di suatu daerah tersebut hanya ada satu orang dokter laki-laki yang bisa membantu proses persalinan, maka dokter laki-laki yang bukan mahromnya tersebut diperbolehkan menolong proses persalinan (boleh melihat dan menyentuh aurat pasien).
  2. Apabila suatu perkara menjadi luas maka hukumnya menyempitKaidah ini menunjukkan fleksibilitas Islam menghadapi suatu permasalahan dalam setiap keadaan. Pon kedua ini merupakan kebalikan dari poin nomer 1. Apabila di suatu daerah tersebut ada banyak dokter perempuan, maka dokter laki-laki tersebut tidak boleh menolong proses persalinan (tidak boleh melihat dan menyentuh aurat pasien).
  3. Apabila yang asli sukar dikerjakan maka berpindah kepada penggantinya. Pernah mendengar istilah subtitusi? Ya, subtitusi adalah melakukan penggantian suatu barang yang memiliki fungsi dengan sempurna. Misalnya, meminjam pakaian dengan merk tertentu kemudian hilang/rusak, maka harus diganti dengan pakaian yang memiliki merk yang sama. Contoh lainnya misalkan ketika musim kemarau tidak ada air, maka diperbolehkan bertayamum.
  4. Apa yang tidak mungkin menjaganya (menghindarkannya), maka hal itu dimaafkan. Misalnya seorang muslim bekerja di perusahaan umum, maka tidak menutup kemungkinan atasan atau rekan kerjanya  merupakan lawan jenis yang tidak berjilbab atau tidak menutup auratnya, maka hal semacam ini merupakan kondisi yang tidak bisa dihindarkan (disarankan untuk menjaga pandangan). Contoh lain, misalnya pergi kesekolah atau keluar kota menggunakan bis/kereta/ojek online. Pastinya, sangat mungkin kita duduk bersebalahan/berdekatan dengan lawan jenis. Hal ini tidak bisa dihindarakan untuk menjaga jarak sejauh 5 meter kan? Ya kecuali kalo satu bis kamu bayar untuk dirimu sendiri wkwkwk.
  5. Kemudahan (rukhsah) itu tidak boleh dihubungkan dengan kemaksiatanMeskipun Islam mengenal keringanan dalam melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi masih ada kaidah yang mengatur agar kemudahan/keringanan ini tidak disalahgunakan untuk kejahatan atau berbuat dosa.  Menurut Dzajuli (2007), kaidah ini dikaitkan untuk menjaga kemudahan agar tidaka disalahgunakan untuk melakukan kegiatan maksiat. Contohnya, merampok orang untuk memenuhi kebutuhan pribadi, merasa haus kemudian minum khamr (padahal khamr tidak bisa menghilangkan dahaga). Hal semacam ini tidak dipandang sebagai orang yang menggunakan rukhsah, jadi masih tetap berdosa (apalagi sejak awal niatnya memang sudah tidak benar). Berbeda halnya dengan orang yang berpergian untuk urusan kebaikan. Misalnya dalam urusan kebaikan (usaha yang halal/menuntut ilmu/bersilaturahmi) mengalami kebahisan uang sehingga tidak bisa makan kecuali makanan yang diharamkan. Nah, hal ini diperbolehkan hanya dengan syarat untuk menghilangkan rasa laparnya saja (tidak berlebihan atau justru membahayakan dirinya sendiri).
  6. Apabila suatu kata sulit diartikan dengan arti yang sesungguhnya, maka kata tersebut berpindah artinya kepada arti kiasannya. Contohnya Pak Havi membeli apartemen atas nama dirinya, kemudian berwasiat jika ia meninggal maka kepemilikannya akan diberikan kepada istrinya. Namun, dalam waktu yang bersamaan sang istri juga meninggal, maka yang menjadi ahli waris/kepemilikannya berpindah ke anaknya dengan pembagian sesuai dengan kaidah fiqh yang membahas tentang waris. Sebab tidak mungkin mewariskan sesuatu kepada orang yang sudah meninggal dunia. Jadi, makna kiasan dalam hal ini adalah kepemilikan yang berpindah ke anaknya.
  7. Apabila sulit mengamalkan suatu perkataan, maka perkataan tersebut ditinggalkan. Contohnya (Zakarsyi, 2014), ada seseorang yang menuntut warisan dan mengaku bahwa dia merupakan saudara kandung dari Almarhum, padahal setelah diteliti ternyata Almarhum adalah orang yang hidup sebatang kara. Maka pernyataan orang tersebut tidak bisa diakui kebenarannya, dan boleh ditinggalkan.
  8. Bisa dimaafkan pada kelanjutan perbuatan dan tidak bisa dimaafkan pada permulaannyaMisalnya ingin membuka rekening tabungan, diawal harus ditentukan dulu apa akad menabungnya apakah menggunakan akad wadi’ah atau mudharabah. Setelah menentukan akad tabungan syariah diawal pembukaan rekening bank, maka berikutnya ketika menabung tidak perlu melakukan akad lagi. Contoh lainnya ada orang yang menyewa kontrakan rumah, maka orang tsb. diharuskan membayar uang muka oleh pemilik. Apabila sudah habis pada waktu kotrak dan dia ingin melanjutkan sewaan berikutnya, maka dia tidak perlu membayar uang muka lagi (tinggal lanjut bayar sesuai dengan yang disepakati).
  9. Dimaafkan pada permulaan tapi tidak dimaafkan pada kelanjutannyaContohnya, ada orang yang baru masuk Islam dan tidak tahu bahwa transaksi riba, judi, berzinah atau minuman keras itu dilarang atau haram, maka orang tersebut dimaafkan untuk permulaannya karena ketidaktahuannya. Selanjutnya, setelah dia mengetahui bahwa judi, berzinah atau minuman keras hukumnya haram, maka ia harus menghentikan perbuatan haram tersebut.
  10. Dapat dimaafkan pada hal yang mengikuti dan tidak dimaafkan pada yang lainnya. Misalnya nih ada orang yang mewakafkan sebuah kebun apel. Objek yang di wakafkan adalah kebunnya, bukan apelnya. Apabila apel yang ditanam busuk, maka apel tersebut tidak boleh dianggap sebagai wakaf yang mengikuti kebun apel tsb.
Nah, begitulah sebab dan keadaan yang memperbolehkan adanya keringanan/rukhsah. Ketika aku membaca tugas ustad Ardi yang satu ini, aku jadi makin kagum dan bangga memeluk agama Islam. Auto mikir “Subhanallah banget yaa cara Allah ngertiin kita? Meskipun ada hukum ibadah WAJIB, masih ada aja gitu kemudahan dan kelonggaran yang diberikan kepada hambanya yang lemah macam aku ni.”
Baiklah, sampai sini dulu. Harapannya setelah membaca ini, temen-temen makin bersemangat untuk terus PDKT sama Allah. Intinya, nulis ginian tuh cuman ngingetin diri sendiri jugak wkwkwk supaya ngga mudah mengeluh dan banyak bersyukur. Sekiranya ada kegiatan yang bisa meningkatkan semangat beribadah, yaaaa kenapa ngga dilakukan? Yaa ngga sih?
 والله أعلمُ بالـصـواب
Wassalaamu’alaikum.

~ditulis oleh aku yang ter-choice sebagai tempat penitipan :v
Selfiana Hanafi.

Referensi:
Al-Quranul Karim
A.Djazuli. 2006. Kaidah-kaidah Fikih, Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis Edisi Pertama, Jakarta : Prenadamedia Group.

A.Djazuli. 2007. Kaidah-kaidah Fikih, Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis Edisi Kedua, Jakarta : Kencana.
  
Continue reading Self Improvement: Islam itu mudah "Masyaqqah Tajelibu Taesir– Qawaid Fiqh

Senin, 16 September 2019

Self Improvement: Perempuan 3 Dekade


Assalaamu’alaikum…

Kemarin, Ahad 15 Muharram 1441 (Minggu, 15 September 2019) aku mengikuti kajian muslimah. Sebelumnya aku sudah membuat polling ala-ala. Alhamdulillah, aku seneeeeng banget karena dari 1.2k followers di akun instagramku, ada sekitar 90 orang yang ikut voted (laki-laki dan perempuan). Terimakasih untuk 90 orang yang merespon polling secara aktif. Semoga Allah selalu menjaga semangatmu untuk menimba ilmu ~eaaak.
Apakah kamu salah satunya yang voted agar aku nulis hasil kajianku pagi ini di blog?
Selamat! aku akhirnya nulis di blog hehehe. Seneng juga karena banyak yang voted supaya aku nulis di blog. Ini pertanda bahwa minat baca teman-temanku tinggi-tinggi setinggi gunung Himalaya dan semeru yang ada di puncak jawa wkwkwk. Sebenernya aku juga lebih nyaman nge-blog (nyaman is namber wan), soalnya kalo di blog aku lebih leluasa untuk menjlentrehkan apapun. Otomatis info yang teman-teman dapatkan juga ngga setengah-setengah. Totalitas tanpa batas ~Hilih.
Alasan nulis ginian tidak lain karena aku sadar bahwa “Kita semua tidak bisa menjadi baik seorang diri”. Aku membutuhkan teman-teman supaya apa yang aku pelajari, apa yang aku tulis, dan apa yang aku dengar bisa menjadi butiran pahala. Yang mungkin itu bakal disukai sama Allah ta’ala sehingga bisa menarikku ke surga. Untuk tulisan, aku menjelaskannya sesuai dengan apa yang aku dengar dan apa yang aku catat. Semoga kalian berkenan membaca hingga akhir ben ndak salah paham dong.
Selain materinya bagus bangeettt, kayaknya ngga adil aja gitu kalo cuman aku yang tahu. Semoga ini bisa menjadi komitmenku untuk aktif hadir di kajian dan langsung menuliskannya agar bisa bermanfaat ke lebih banyak orang. ~Aamiin.
Kajian hari ini ngebahas soal wanita dalam 3 dekade. Meanwhile, wanita emang selalu menarik. Bukan karena keribetan dandannya yaaa. Akan tetapi lebih kepada bagaimana istimewanya Islam menghargai seorang perempuan. Bahkan Rasulullah SAW pernah menjawab 3 kali untuk menghormati seorang ibu barulah yang keempat adalah bapak wkwkwk. Aku juga bersyukur ketika yang voted juga ada yang cowok, soalnya menurutku ini juga penting diketahui oleh para kaum Adam. ~Adamsari
Berikut materinya …
DEKADE PERTAMA (10 tahun pertama dalam hidup)
Dekade pertama merupakan pondasi untuk dekade berikutnya. Oleh karena itu, masa 10 tahun pertama bisa dibilang “yang terpenting” untuk membentuk bagaimana kamu kedepannya. Ga salah jika ada istilah yang mengatakan bahwa karakter anak itu harus dibentuk sejak golden age (0-5 tahun). Bahkan, dalam Islam dikatakan bahwa kepribadian seorang anak itu sudah terkonsepsi sejak kita memilih pasangan. Kaget kan? Ya! Aku jugak btw.
Bayangin, kepribadian anak kita sudah terkonsep sejak kita milih pasangan. Lhaa kalo pasangan awut-awutan kan kasian dong konsep kepribadian anak kita kelak? Huwwww. Makanya aku merumuskan sebuah quote “Simpan baik-baik hatimu, karena dia belum tentu jodohmu” hahaha bijaksana mendadak. ~oposiiiii :D
Lanjut!
 Di 10 tahun pertama, tiap orang akan mengalami beberapa fase perkembangan:
Fase Pembentukan Kepribadian
Dalam hal ini, sesungguhnya manusia baik pria/wanita masih dalam kondisi fitrah/suci/islam. Artinya, manusia masih lemah/ketergantungan dengan orangtuanya. Kalo kata orang jawa “Opo jare wong tuwo”. Contohnya: masuk sekolah PAUD-TK, pasti dipilihin sama orangtua. Begitu pula dengan tempat ngaji atau kegiatan lain yang diikuti. Semua masih tergantung dari pola asuh orang tuanya. Rada’ otonom sih, tapi memang begitulah adanya. Masa iya TK udah milih sendiri mau TK di singapurrrr gitu? Kan yaa ndak. Manut, pilihan orangtua~
Pada fase ini, anak sudah seharusnya dikenalkan dengan nilai-nilai keislaman. Mulai dari mengenalkan cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW, mengajarkan doa-doa harian, menjelaskan mengapa wanita dalam islam harus berjilbab, dikenalkan dengan hukum islam, fiqh muamalah, dan fiqh wanita. Misalnya, mulai dikenalkan apa itu hadas kecil dan hadas besar, apa itu najis, bagaimana cara bersuci yang benar, dsb. Sehingga ketika memasuki masa baligh, anak tidak lagi mengalami kesulitan dalam melaksanakan ibadah. Pokonya mulai dipahamkan dengan norma-norma sosial dan moral ~Mantap betul.
Fase mengembangkan segala potensi
Seorang anak sudah selayaknya diberikan kebebasan berekspresi, namun tetap harus diberikan contoh dan arahan yang baik. Misalnya terkait dengan pemenuhan kebutuhan. Kelak jika menjadi orang tua, maka pada dekade pertama orang tua harus mengupayakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang baik. Kebutuhan yaaa, bukan keinginan. Alangkah baiknya jika semua kebutuhan tersebut dihubungkan dengan sesuatu yang mendekatkan pada Allah SWT. Contohnya: membelikan buku bacaan. Nah bisa toh dibelikan buku bacaan tentang mengenal para sahabat Rasulullah SAW, kisah nabi, atau apapun yang mendekatkan IMTAQ anak. Atau bisa membelikan MP3 yang berisi asmaul husna, murottal, sholawat, dan lain-lain. Infonya, Indonesia merupakan negara yang memiliki hafidz cilik terbanyak di dunia. (Arab-pun kalah gess). Kan yaa Subhanallah kalo keturunan kita kelak bisa dibentuk dengan pribadi yang se-Masyaallah begitu.
Kok ribet banget sih? Kenapa kudu gitu?
Ya, karena pada fase ini anak akan bisa belajar dengan cepat (cenderung mudah menirukan orang-orang di sekitarnya). Anak-anak memang se-badai itu, mereka bisa belajar/mengidentifikasi banyak hal dengan cepat. Kadang suka banget menanyakan hal-hal yang receh. Misalnya: Kenapa kok batu warnanya hitam dan keras? Rumah itu apa? Kenapa itu disebut pohon? Kenapa xxx adek (perempuan), dan punya kakak (laki-laki) berbeda bentuk? Kenapa gula rasanya manis? Kenapa kalo jatuh kok sakit? Adek bayi lahirnya darimana? dan pertanyaan gokil lainnya.
Jika kamu menjadi orang tua yang malpraktik/ngga siap pasti kamu akan menjawab
“Ssssttt, jangan banyak tanya! Besok kalo udah gede tau sendiri!” atau justru “Hus, nanyak apa ae seh? Nggak ilok!”
Nah, jawaban semacam itu tidak benar. Bahkan akan melukai hati seorang anak. Kita semua harus paham bahwa di fase ini anak-anak memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Yang mereka butuhkan adalah jawaban yang CEPAT, TEPAT, dan ILMIAH. Jangan memberikan contoh yang aneh-aneh. Ingat! CEPAT, TEPAT, dan ILMIAH. Jika belum siap, akan lebih bijak jika disiapkan dari sekarang. Soalnya, bahaya juga kalo anak justru tanya/mencari jawaban ke orang lain, padahal kemungkinan besar jawabannya melenceng/ndak sesuai.
 Contoh yang salah 1:
Ada ibu-ibu yang perfeksionis banget dan jaim nya tuh luar biasa masyaallah wkwkwk. Ketika ibu itu lagi arisan, sang anaknya ngomong “Ma, aku kebelet pipis”. Nah, anak itu dimarahi “Kamu kalo mau pipis jangan bilang gitu, nggak sopan!”. Sang anak diminta “Kalo kebelet pipis bilang aja, Ma! adek pengen nyanyi”.
Suatu ketika di acara arisan lainnya anak tsb kebelet pipis dan bilang mau nyanyi. It’s okay ibunya paham. Tapi di waktu yang lain, in case sang anak nginep di rumah neneknya. Malem-malem kebelet pipis dan bilang “Nek, aku pengen nyanyi”. Yaaa kali, nenek nya bingung, masa iya malem-malem mau nyanyi? Trus dijawab sama neneknya “Jangan nyanyi malam-malam Nak, sekarang waktunya tidur”. Anak itu ngejawab “Aku pokonya mau nyanyi sekarang Nek”. Trus neneknya pasrah “Yaudah sini nyanyi pelan-pelan di telinga nenek”.
Can you imagine what’s happened next?
Contoh yang salah 2:
Kenapa xxx adek (perempuan), dan punya kakak (laki-laki) berbeda bentuk?
Jawaban tidak tepat (umumnya): Iya, soalnya kalo punya kakak itu burung, kalo punya adek itu bulan.
Nahhh jawaban semacam ini ngga edukatif banget. Mungkin pinginnya ngasih analogi yang terkesan sopan, tapi kalo begini justru ngga tepat. Lah trus, gimana nge-jelasinnya?
Ya memang semua ini butuh belajar. Intuisi untuk memilih bahasa yang ilmiah itu butuh kebiasaan, ndak bisa suddenly bagai lampu yang menyala diatas kepala. Semuanya perlu pembiasaan diri.
Jawaban lebih tepat: Iya Nak, kalo punya kakak sama seperti Ayah karena kakak kan laki-laki. Kalo adek sama seperti ibu soalnya adek perempuan. Keduanya itu aurat Nak. Kalo disebut aurat, berarti harus ditutup, dilindungi, dan dijaga.  
Gimana? Lebih logis kan? Ini juga lebih konkret. Poinnya ada pada CEPAT, TEPAT, dan ILMIAH. Sekiranya itu sederhana, edukatif, dan mudah dimengerti oleh anak-anak.
Fase Identifikasi Diri
Dalam fase ini, anak membutuhkan figure yang lengkap dan teladan yang baik. Sadari bahwa “Anak sering meniru perilaku orang dewasa”. Mulai dari tutur kata, kebiasaan, dan pola pikir. Sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, wanita harus belajar sedini mungkin untuk bertutur kata yang baik, membiasakan diri untuk melakukan aktivitas yang baik, dan berpikir terbuka sesuai dengan perkembangan jaman (no kaku-kaku kleb). Namanya figure yang lengkap, maka tidak hanya wanita saja, akan tetapi juga laki-laki memiliki peran yang sama pentingnya dalam mengidentifikasi diri anak. That’s why I said, kalo materi kajian ini bisa dibaca semua kalangan baik pria atau wanita wkwkwk.
Fyi. Di Al-Qur’an ada 17 ayat yang membahas tentang parenting. Lebih dominan bahwa Pendidikan itu yang memberikan Ayah, Ibu, dan kolaborasi keduanya. Next time aku mau juga nulis ginian. Insyaallah.
DEKADE KEDUA (10 tahun kedua)
Aku yakin, kalian yang membaca tulisan ini sedang berada di dekade kedua alias usia 20-an. Nah, dalam 10 tahun kedua seharusnya sudah:
Bisa memasuki usia baligh: sudah bisa membedakan mana yang baik untuk dirinya dan masa depannya, sudah harus bisa mengambil keputusan terbaik untuk hidupnya. Contoh: mau kuliah dimana, jurusan apa, besok kerja apa, trus hobi yang perlu dikembangkan apa, dll.
Belajar menjalankan tugas: sudah mulai menyadari tanggung jawab sebagai anak. Contoh sederhananya yaa nyuci baju sendiri. Trus yaa segala sesuatu yang berhubungan dengan diri sendiri sudah bisa mulai handle (No menye-menye kleb).
Mulai memahami hukum-hukum syariat, sosial, dan kemasyarakatan: Kalo pas dekade pertama masih dikenalkan oleh orang tua, maka pada dekade kedua tinggal memperdalam lagi. Sekiranya apa yang masih belum tahu yaa dicari tahu sendiri. Dengan syarat, tidak keluar dari jalur. Misalnya bisa membaca buku-buku, mengikuti kajian Muslimah ODOJ (One day one juz) Surabaya wkwkwk, atau bisa juga dari tausyiah-tausyiah. Intinya, ketika belajar (apapun) wajib menyalakan filter. Harus bener-bener menyaring informasi yang diperoleh. Artinya, sudah sangat tidak usum menerima seluruh informasi secara mentah-mentah tanpa mengkaji. Jadi harus pandai mengolah informasi, kalo sekiranya ngga cocok dengan apa yang kita yakini (Al-Qur’an dan hadits) yaa disikapi dengan bijaksana aja (santuy, ngga usa nge-gas). Pokonya harus seimbang antara belajar agama, sosial, dan kemasyarakatan. Kalo kata anak akuntansi mah Everything should be balance”.
Membentuk peer group: Minimal punya lingkungan yang baik dulu. Pada dasarnya segala sesuatu yang terjadi balik lagi ke-manusianya. Kadang pola asuhnya udah bener, lingkungan keluarga udah oke, tapi lingkungannya ngga mendukung.
Boleh banget berteman dengan siapapun dengan latar belakang apapaun. Yang tidak boleh itu sampe katut-katutan wkwkwk atau mudah terpengaruh. Kalo pondasinya kuat yaa ga masalah. Mau berteman dengan siapapun? yaa oke aja. Tapi kalo pondasinya belum kuat, mending main aman aja. Caranya gimana? Bentuk positive circumstance. Katanya, teman/pasangan yang baik itu adalah yang bisa mendekatkan ketaatan kita pada Allah. Kalo semakin menjauhkan, wahh tanda tanya tuh (Yakin itu yang terbaik?)
Kalo aku pribadi tipe orang yang suka berteman dengan siapapun. Semacam prinsip ala-ala kali ya? “Siapapun adalah guru dan dimanapun adalah sekolah”. Tapi yaa begitu, ada tingkatan dalam berteman. Ngga semuanya bisa akses privasi, artinya yaa tetep membatasi diri pada hal-hal yang dianggap wajar dan tidak wajar. Itu semua relatif yaa, setiap orang punya standar pertemanan yang berbeda-beda. Sejauh masih positif yaa harusnya ngga ada masalah.
DEKADE KETIGA (10 tahun ketiga)
 “Duh, gaenak yaa jadi perempuan? Enakan jadi laki-laki. Perempuan tuh ribet! Belum lagi tiap bulan harus ngalamin sakit karena haid. Ntar kalo sudah menikah juga buanyaakk banget kerjaannya (mulai dari bersih-bersih, masak, ngurus, anak, dll. Belum lagi kalo jadi wanita karir), trus kalo abis ngelahirin juga sakit semua. Duh! Enakan jadi laki-laki. Sakitnya cuman sekali pas khitan.”
Pernah ngga sih denger/sempat kepikiran hal semacam itu? Hahaha jujur aja, aku dulu pernah berpikir betapa melelahkannya menjadi perempuan. Tapi, keluhan itu sudah terjawab ketika aku duduk di bangku SMK. Pasalnya, Ibuku tercinta memberikan aku pengarahan betapa mulianya seorang wanita (waktu itu diceritain tentang surah Maryam). Ditambah lagi kajian hari ini yang membuatku sangat amat bersyukur lahir sebagai anak perempuan hihihi.
Sama dengan prinsip investasi “HIGH RISK HIGH RETURN”. Pasti kalian sudah tidak asing dengan statement yang menjelaskan bahwa yang paling mudah masuk kedalam surganya Allah adalah WANITA, akan tetapi yang paling banyak masuk neraka juga WANITA.
Menjadi seorang wanita emang susah, terlebih karena ngga ada kampus yang menyediakan fakultas istri dan jurusan menjadi ibu yang baik wkwkwkw. Maka dari itu, kita diminta untuk mentadaburi (belajar memahami) isi Al-Quran. Caranya gimana? Bisa belajar bareng, baca sendiri buku tafsir, atau ikut ngaji tafsir.
 Dibalik susah pasti ada mudah, dibaliknya lagi pasti ada istimewa ~apaan se???????? wkwkwkw
Berikut adalah Istimewanya wanita dalam islam. Al-hadits:
“Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah WANITA SHOLIHAH”
Ingat juga bahwa di dalam surah An-Nur ayat 32 ada beberapa kriteria perempuan idaman:
Kalo milih wajah? Yaa lambat laun akan menua/buruk. Kecuali biaya perawatannya masuk RAB-RT. Kalo milih  harta? Yaa bisa jatuh miskin. Kalo milih nasab/keturunan? Someday juga bakal ada aja aib-aib yang terbongkar. Nahhhh, sebaik-baiknya kriteria adalah yang baik agamanya.
Trus Gimana? Sudah sejauh mana usaha menjadi perhiasan? masih on going yaa? Semangat!
Suka perhiasan mah boleh aja, tapi sadarilah bahwa sesungguhnya perhiasaan itu yaa diri kita sendiri. Kalo ngga salah, itu tuh namanya inner byuti :D tanpa skinker yang ngebuat glowing-pun, kalo sholihah auranya tetep terpancar wkwkwkw. Never stop learning.
“Doa wanita lebih makbul daripada pria. Ibu (wanita) lebih penyayang daripada ayah (pria) dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia”
Jangan sia-siakan hari tanpa doa. Yok melangitkan doa setiap saat, karena kita juga ndak akan pernah tahu doa yang mana yang akan diijabah oleh Allah SWT.
Surga dibawah telapak kaki Ibu. Tanya sahabat kepada Nabi “Kepada siapa aku harus berbakti terlebih dahulu ya Rasul?” Jawab Nabi “Ibumu”. Bertanya lagi sahabat tersebut, dan dijawab oleh nabi “Ibumu”. Bertanya sekali lagi, dijawab lagi “Ibumu”
Jika perempuan menikah, maka surganya bukan lagi Ibu melainkan ridho suami. Namun, jika laki-laki menikah, maka sampai kapanpun surganya adalah Ibundanya. Kadang aku juga bingung, kenapa ada istilah menantu bersaing dengan mertua perempuan? Sampe kebacut ada taneman yang Namanya lidah mertua (dah gitu daunnya luwincip-lincip gitu wkwkwkw). Mungkinkah ini terjadi karena minimnya kesadaran? Ya, kesadaran bahwa Ibu dari laki-laki sudah membesarkan puteranya dari kecil sampai dewasa. Tidak hanya itu, tapi juga sudah sampai sarjana atau bahkan sudah mapan, namun dengan siapa laki-laki tersebut menghabiskan sisa waktunya? Ya! Tidak lain adalah bersama dengan kita (para wanita).
Loh, tapi kan aku juga dibesarin sama ibuku dari kecil? tapi kenapa surgaku pindah ke ridho suami? Baca ini dah, aku ngutip langsung dari Muslim.or.id
Ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Kuncinya cuman taat (tapi ini yaa ngga mudah. Butuh sabar dan syukur). Taat yang dimaksud yaa taat untuk hal-hal kebaikan yaa, kalo disuruh bom bunuh diri kayak yang di tipi tipi yaaa jangan dong. Taulah yaa kalo itu banyak mudharatnya. Big No! “Sesungguhnya ketaatan hanya pada perkara yang baik”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kalo ini dari Muslimah.or.id Semua khidmat istri kepada suami merupakan amalan pembuka kebahagiaan abadi. Selayaknya kaum wanita gembira menyambut janji Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا؛ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَائَتْ
Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya dia akan masuk surga dari pintu-pintu surga yang dia sukai.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 1661, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 4151, dihasankan al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 1931)
Kalo Allah yang janji? Udah pasti benar! Jadi yasudah, mau apa lagi kalo ndak BERIMAN?
Bersahabatlah dengan ibu mertua wkwkwk padahal juga I don’t really know how it’s feel like. Yaa teorinya begitu, tinggal prakteknya aja ntar gimana. Yang penting paham dulu.  Kalo ngga paham trus ujuk-ujuk praktek kok yaa nanti jadinya malpraktik. ~Hilih.
Sebenernya, menurutku kurang kena’ sih di pembahasan dekade ketiga ini (dikarenakan waktu yang terbatas). Jadi, aku cuman bisa njelasin segini dulu. Tadi sempet ada pertanyaan, karena pertanyaannya berbobot bolehlah kutulis disini sekalian.
QNA
Pertanyaan 1: Udah nikah 7 bulan, tapi banyak hal yang ngga cocok kayak ada perasaan “Loh, kok gini?” mungkin yang dimaksud lebih kepada banyak hal yang ngga sesuai dengan ekspektasinya.
Jawaban ustadzah: Tidak akan pernah bisa cocok 100% karena memang menikah itu menyatukan dua orang yang sangat berbeda (pola asuh, pemikiran, kebiasaan, latar belakang dll.). Ustadzah sendiri sudah 30 tahun usia pernikahan  yaa masih terus menyesuaikan diri. Terus melakukan PDKT karena manusia itu mudah berubah.
Tambahan dariku: Dulu pas aku ikut kajian apaa dah lupa Namanya wkwkwk. Itu dibilang kalo menikah itu ndak boleh berkeskpektasi. Makanya, paradigma punya kehidupan rumah tangga bak drama korea harus dihilangkan jauh-jauh. Yang perlu diperhatikan hanya stok sabar yang unlimited. Ketika muncul tanda-tanda berkurangnya tingkat kualitas dan kuantitas ketaatan seorang istri kepada suaminya, maka yang perlu dilakukan adalah mempererat kesabaran dan mengedepankan rasa syukur. Mengelola emosi dengan bijak serta menahan diri dari perkara-perkara yang dibenci. Wkwkwkw ~Asli sotoy.
 Pertanyaan 2: Kalo ibu lagi sakit, mana yang harus diproritaskan? Anak-anak? Suami? Atau Ibu?
Jawaban Ustadzah (seingetku): Semuanya adalah prioritas. Jadi kalo Ibu anda sakit, yaa ajak anak-anak untuk ikut merawat neneknya (mungkin sedikit ribet), tapi disitulah nilainya. Sembari merawat ibu yang sakit, sambil mengajarkan kepada anak-anak bagaimana kelak jika mereka sudah menikah dan anda yang sakit. Ajak mereka untuk peduli, didik melalui tindakan yang nyata. Jangan lupa minta ijin suami. Bikin MOU diawal pernikahan untuk hal-hal semacam ini.
Alhamdulillaaaaaaaaaaah, ya allah ini first time aku datang kajian dan langsung nulis Panjang lebar begini. Kayaknya ini juga bakal jadi postingan terpanjang yang pernah aku tulis di blog wkwkwk. Monmaap jika ada salah-salah kata/typo/kurang mantul dihati teman-teman sekalian. Semoga berfaedah. Kedepannya, jangan hanya baca yaa, kalo bisa ikutan sekalian biar punya positive circumstance. Terimakasih sudah berkenan membaca.
Wassalaa’mualaikum… 
Ditulis olehku, wabil khusus untuk teman-teman yang haus ilmu tapi berhalangan hadir ke kajian.
~Selfiana Hanafi.
Big thanks to ODOJ Surabaya for invited
Speaker: Ustadzah Andham Asih (Direktur Al Uswah Surabaya, & Narasumber “Embun Pagi” JTV)
Location: Masjid Baitul Haq Kejaksaan, Surabaya.

Continue reading Self Improvement: Perempuan 3 Dekade

Kamis, 12 September 2019

Self Edu: Cara Mengakses Jurnal Nasional dan Internasional (Restricted Accsess Journals)

Assalaamu’alaikum …
Well, Sore ini aku akan curhat kepada teman-teman semua, wabil khusus untuk para adek-adek mahasiswa baru yang gemezz dan teman-teman yang akan/sedang mengerjakan skripsi (on-going). Oiya, tapi aku mau nanya dulu nih :D
  • Pernah gak sih kamu cari jurnal ilmiah (padahal udah cocok banget tuh jurnal sama tugasmu), ehhh pas mau download ternyata ngga bisa alias limited access/musti bayar dulu?
  • Pernah nggak sih kamu merasa kesulitan untuk mengakses jurnal internasional? Misalkan, kamu dapet tugas dari dosen untuk cari 10 jurnal internasional dengan keyword tertentu.
Nah, kalo kamu adalah salah satu manusia yang pernah mengalami hal serupa, Insyallah kamu dah mampir di blog yang tepat. Sebaliknya, kalo kamu ternyata tidak pernah kesulitan akses jurnal, yaudah skip aja wkwkw ~Percaya diri itu aset! Hahaha
Fyi. Yang namanya sekolah/kuliah, sudah pasti ngga akan lepas dari kata TUGAS. Jadi, ngga perlu banyak mengeluh perihal tugas “Sebab tugas itu hanya perlu dikerjakan, bukan dikeluhkan” hehehe.
Kalo ngomongin tugas, pasti akan berkaitan erat dengan referensi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Entah tugas itu berupa makalah, artikel, karya ilmiah, esai, atau skripsi sekalipun. Oleh karena itu, dalam postingan kali ini aku akan memberikan cara/tips untuk mengakses jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Sebenernya dibilang tips juga bukan tips sih wkwkwk lebih kepada curhat “Gimana aku biasanya cari referensi untuk ngerjain tugas”.
~Yuk, simak!
Dibawah ini adalah beberapa cara “Gimana aku biasanya dapet referensi”. Mulai dari referensi untuk ngerjain tugas, bikin esai, karya ilmiah, sampai skripsi sekalipun.
1st Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS)
Alhamdulillah, Allah Maha Kaya. Tahun 2018 aku berkesempatan pergi ke Jakarta dan sempat mampir ke perpustakan nasional RI. Tentu, kesempatan itu ngga akan aku sia-siakan. Selain keliling-keliling, aku juga berkunjung ke front desk untuk daftar jadi anggota. Tujuannya, supaya bisa menikmati fasilitas dan layanan perpusnas. Disitulah langkah awal aku bisa mengakses beberapa terbitan elektronik lokal maupun internasional seperti: Cambridge University Press, Alexander Street Press, Balai Pustaka, Britannica Library, Digital Angkasa, Proquest Statistical Abstract International, Science Direct, Westlaw, Springer Nature, McGraw Hill eBook Library, Emerald Insight, Wiley Online, Britannica Ebooks, dan masih banyak lagi.
Terbitan elektronik PERPUSNAS, 2019.

Jika kamu belum berkesempatan untuk daftar ke perpusnas secara langsung, tenaaaaang! kamu bisa daftar online secara mandiri melalui http://keanggotaan.perpusnas.go.id/daftarpetunjuk.aspx
Setelah terdaftar sebagai anggota, kamu auto bisa menikmati layanan e-resource untuk memudahkan mendapatkan referensi jurnal online local maupun internasional. Yeaaay!
2nd Google Scholar
Dulunya, https://scholar.google.com/ merupakan alternatif yang paling sering aku pake untuk cari jurnal ilmiah (soalnya simple) wkwkwkwk cuman yaa begitu, ada banyak kelemahannya. Kadang jurnalnya ngga jelas/kurang reputable, trus kadang yang keluar cuman abstraknya doang.
Menyadari kelemahan itu, aku langsung cari jurnal yang bisa diakses sesuai kebutuhanku. Aku biasanya akses melalui:
  1. Garuda Garba Rujukan Digital, http://garuda.ristekdikti.go.id/ yang sebelumnya dikenal dengan Portal Garuda Publikasi Indonesia Index (IPI).
  2. Jurnalnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), http://www.jurnal.lipi.go.id/
  3.  Directory of Open Access Journal https://doaj.org/
  4.  Economic e-journal http://economics-ejournal.org/
3rd Akses terbuka ke semua jurnal pake Sci-Hub (Katanya, ini mah surganya akademisi)
“Duh, aku ngga bisa akses jurnal internasional”
”STOP! Ngga ada alesan untuk NGGAK BISA!”
Jaman sekarang semuanya serba mudah kok, tinggal manusianya aja gimana. Mau berusaha atau ndak? Semenjak aku pake sci-hub, aku bisa nge-buka/nge-bobol jurnal-jurnal internasional yang restricted accsess/locked/aksesnya terbatas. Dengan tagline-nya Removing barriers in the way of science, aku merasa sangat dimudahkan.
Wathoni (2016) menjelaskan bahwa “Secara terang-terangan, situs Sci-Hub yang sering berganti-ganti domain menamakan dirinya sebagai situs pertama penyedia pembajakan download jurnal internasional full text gratis. Dengan permintaan setiap hari lebih dari 200.000 judul jurnal atau paper internasional berbagai macam publisher”.
“Widihhh, pembajakan? Ngga ngehargai para penulisnya dong mbak?”
Justru, aku mengetahui sci-hub dari salah satu penulis yang karyanya dimuat di https://www.sciencedirect.com wkwkwk. Aku mencoba mengirim pesan untuk meminta jurnalnya, kemudian beliau justru memberitahuku untuk mendownloadnya melalui sci-hub.
Artinya apa? Selama karya dari sang penulis tidak disalahgunakan, maka sah-sah saja. Toh, kebutuhan kita menggunakan jurnal tsb sebagai referensi tidak lain adalah untuk sumber belajar. Digunakan untuk diri sendiri (tidak diperbanyak atau diperjualbelikan). Terlebih, dengan mengakses jurnal tersebut maka akan berpotensi lahir karya/penelitian baru yang mungkin akan lebih baik. So, Use wisely!
Sci-hub memang situs pencari online dengan lebih dari 58.000.000 makalah akademik dan artikel yang tersedia untuk di-download langsung (Wikipedia). Yak! Bisa di download langsung TANPA MBAYAR, dan setiap harinya yang nge-download lewat sci-hub ngga hanya satu atau dua orang tapi bisa ribuan :" Semua balik ke niatnya aja. Kalo niatnya baik, Insyaallah kebelakangnya juga akan baik-baik saja.
Trus, Caranya gimana?
  1. Cari Jurnal Internasional yang kamu butuhkan
  2. Kalo udah ketemu, silahkan copy judulnya/URL/DOI
  3. Klik link https://sci-hub.tw/ (untuk saat ini sci-hub yang aktif pake link ini. Entah, domainnya sering berubah-ubah)

  4.  Paste URL jurnal internasional yang kamu butuhkan ke dalam kotak pencarian 
  5. Klik “Open”
  6. Selesai, kamu bisa mengunduhnya secara gratis.

Yaudah, gitu dulu aja semoga bisa bermanfaat. ~Aamiin.
Wassalaamu’alaikum.

~Salam dariku yang iseng aja pengen nulis ginian tapi keburu sholat ashar.
Selfiana Hanafi




Continue reading Self Edu: Cara Mengakses Jurnal Nasional dan Internasional (Restricted Accsess Journals)

Jumat, 06 September 2019

Self Edu: Tahapan Mengajukan Proposal Pendanaan Untuk Final Lomba Nasional

Assalaamu'alaikum .....
Postingan ini aku tulis setelah ada salah seorang adik tingkat yang menghubungiku melalui DM. Namanya adalah dek @wahyumulyasari. Tanpa basa-basi, dia memintaku untuk mengirimkan contoh proposal pengajuan dana dan mengatakan bahwa minggu depan dia akan mengikuti final lomba esai nasional di Jember.
Singkat cerita, dia kenal aku lewat akun ig official kampus trus kami saling follow. Jadi, kita bener-bener ngga pernah bertemu sebelumnya. Hanya saja, sesekali dia menyapaku dan memberikan komentar tentang story yang aku buat di Instagram ~maklum, tukang nyepam story aku mah wkwkwk. Untuk ukuran kakak-adik online yang belum pernah bertemu sama sekali, Masyaallah! Aku auto ngerasa seneng ketika berkesempatan membantunya dan mengoreksi karyanya.
Sabtu sore, dek wahyu mengirimkan DM yang menyatakan bahwa dia sedang merasa kebingungan. Yap! Dia bingung gimana caranya ngajuin proposal pendanaan lomba ke pihak Fakultas. Sungguh! Aku semacam melihat diriku yang dulu wkwkwkw (soalnya aku dulu pernah bangetttt mengalami kebingungan semacam ini). Rasanya ayam nelongso kalo ngga ada yang bisa ditanyain/diajak sharing. Dalam hal ini, aku sedikit mengerti tentang apa yang dia butuhkan ~ceilahh.
Sebelum memberikan softfile proposal yang dia minta, aku terlebih dahulu mengajukan dua pertanyaan padanya. Pertama, seperti apa jenis lomba yang dia ikuti? (Fyi. tidak semua lomba bisa mendapatkan sponsor/pendanaan dari pihak fakultas). Kedua, karya apa yang sudah dia buat? (Hal ini menjadi penting bagiku, mengingat aku belum pernah lolos menembus final lomba esai wkwkwk ~maklum tukang gagal).
Setelah aku membaca dan memeriksa surat yang menyatakan bahwa dia lolos final, aku mulai yakin bahwa dia bisa banget dapet pendanaan dari kampus.
From my own mine, jenis lomba yang bisa didanai oleh kampus adalah lomba ilmiah yang diadakan oleh institusi resmi seperti yang diadakan oleh kampus/pemerintah. Kenapa aku bisa bilang begitu? Simak cerita dibawah ini:
Tahun 2015, aku pernah lolos lomba esai yang diadakan oleh salah satu NGO (Non-Government Organization) di Indonesia. Kalau tidak salah, saat itu esai yang aku buat terpilih menjadi salah satu dari ±3.500 esai. Akan tetapi, aku tidak mendapatkan support apapun dari pihak kampus. Hasilnya ZONK nemen. Dari situ aku mulai menyimpulkan bahwa memang ada regulasi tertentu dari pihak kampus (sayangnya aku tidak tahu regulasi yang berlaku saat itu seperti apa hehehe ~yaudahlah life must go on). Jadi yaa, memang ngga semua lomba bisa dapet pendanaan :)
Kembali ke topik.
Untuk meminimalisir kesalahpahaman, sore harinya aku meluangkan waktu untuk berbincang dengannya via telepon dengan satu syarat. Syaratnya adalah wajib sholat ashar terlebih dahulu.
Setelah selesai sholat ashar, dek wahyu menelfonku dan menanyakan banyak hal (durasinya tercatat  satu jam setengah wkwkwkw kita banyak berbincang tentang alur pengajuan pendanaan, tips presentasi saat lomba, persiapan lomba, meminta review karya, dan berkeluh-kesah tentang penulisan karya ~semoga bisa menjadi obrolan yang memberikan manfaat yaaa ~Aamiin).
Meskipun selama kuliah aku hanya berhasil menembus lomba nasional beberapa kali saja (masih sangat bisa dihitung jari dan terkesan ngga layak nulis ginian) aku cuman berharap semoga tulisan ini bisa jadi pembelajaran juga bagi teman-teman lainnya. Gimanapun, aku sudah memutuskan untuk berbagi sedikit informasi ini. Semoga bisa membantu siapapun yang nantinya akan terbantu wkwkwk ~apasih. 
Perlu diketahui bahwa setiap institusi pendidikan memiliki regulasi yang berbeda-beda (terlebih tentang hal-hal yang berkaitan erat dengan uang/pendanaan). Jadi, tidak semua poin yang aku tuliskan disini bakal efektif untuk kalian yang berbeda kampus denganku dulu (yang satu kampus aja mungkin banget ada perbedaan regulasi apalagi yang beda kampus ya kan?).
1.       Memastikan jenis lomba
Kamu harus pastikan dulu bahwa lomba yang kamu ikuti memang bisa dapet support dana dari kampus. Gimana cara taunya? Bisa nanya ke bagian kemahasiswaan fakultas masing-masing atau nanyak ke kakak tingkat yang sebelumnya memang sering ikut lomba. Fyi, kampus tidak akan mengganti biaya pendaftaran awal. Yang dibiayai adalah biaya setelah masuk seleksi final 10 besar atau 5 besar lomba tingkat nasional.
2.       Siapkan Administrasi yang dibutuhkan
Jika memang lomba yang kamu ikuti sudah sesuai regulasi kampus, berikutnya langsung saja tanya apa saja yang dibutuhkan. Kalo di kampusku (khususnya fakultas ekonomi) kami selalu diminta untuk membuat:
·      Surat permohonan pengajuan dana dan dispensasi yang ditujukan ke WD II
·      Proposal, dan rincian anggaran dana
·      Lampiran Karyamu
·      Bukti bahwa kamu lolos final
·      Rincian biaya registrasi finalis yang sudah dirincikan oleh pihak panitia.
3.       Jujur
“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhar muslim).
Ketika menyusun anggaran dana, jauhkan pikiranmu dari kata mbati/nge-mark-up biaya/mengambil keuntungan pribadi. Duh, plisss lah! jangan menanam benih-benih koruptor pada diri sendiri yaaa. Toh, pihak Fakultas umumnya berkenan membiayai semua akomodasi dan biaya daftar ulang sebagai finalis kok, termasuk makan berat, makan ringan, penginapan, dll. (yang sudah ditentukan oleh panitia lomba). So, be honest! 
Untuk akomodasi kereta api, kalian bisa cek harganya di aplikasi android KAI ACCESS. Kalo emang situasinya ngga memungkinkan untuk naik kereta yaa boleh pake pesawat, kalian bisa cek harganya di tiket.com atau traveloka (cari yang murah aja yang penting bisa sampe tempat dan fight untuk lomba). Menurut pengalaman pribadi, seluruh anggaran dana yang aku ajukan tidak ada yang dikurangi. Seluruhnya dapet ACC dan bisa cair tepat pada H-1 sebelum keberangkatan final. Alhamdulillah~ (Literally, pas lomba ngga keluar uang sepeserpun hihihihi).
4.       Ikuti alurnya dan Minta restu kedua orangtua
Sudah pasti! jika kalian memiliki niat untuk mengajukan pendanaan (untuk mengikuti lomba), maka kalian akan dihadapkan pada birokrasi yang kadang terkesan mbulet bin ruwet bin mumet-mumet wkwkwk. Bersabarlah, anggap saja ini adalah proses latihan mental dan manajemen waktu. Untuk anak FE-UM, kalo kalian bermaksud mengajukan dana dan ingin cair sebelum keberangkatan, maka hal pertama yang kamu lakukan adalah membuat timeline. Aku dulu lumayan mepet yaaa, dari pengumuman final ke hari keberangkatan hanya berjarak 5 hari aja. Jadi bener-bener atur waktu antara jam kuliah, tugas kuliah, persiapan lomba, dan administrasi pengajuan dana ke pihak kampus. Wajib banget bagiku untuk bikin timeline biar ngga keteteran.

Biasanya aku ngga pake checklist karena lebih suka dicoret-coret gitu. Jadi, kesannya biar keliatan progressnya sampe mana wkwkwk. 
Oiya! Sebelum mengawali hari, jangan lupa meminta doa pada kedua orangtua agar langkahmu selalu dimudahkan. Ini penting banget sih menurutku hihihi.
5.       Selamat berjuang: One Step Closer
Jika sudah pada tahap pencairan dana, rasanya sedikit beban sudah mulai bekurang ya? Wkwkwk. Apakah perjuangan ini selesai? Tentu saja belum.
Berikutnya, maksimalkan waktu yang ada untuk berlatih. Berlatih untuk apa? Tentu saja untuk mempresentasikan hasil karya yang sudah kamu buat. Minta orang lain mendengarmu dan tanyakan apakah ia paham atas penjelasan yang kamu berikan. Ingat! Waktu presentasi dalam lomba itu sangat singkat. Biasanya waktu yang diberikan hanya 10 menit (5 menit presentasi dan 5 menit tanya jawab) malah ada yang diberi waktu 7 menit (2 menit presentasi dan 5 menit tanya jawab wkwkwkw bayangkan dalam 2 menit kamu harus memahamkan dewan juri atas karyamu). Inilah tantangan sebuah perlombaan, kamu akan diminta menyampaikan isi karyamu dalam waktu yang sangat terbatas. Kuncinya? Latihan-latihan-latihan.

In case, perubahan struktur di kampus pasti memberikan pengaruh pada perubahan regulasinya. Jika aku dulu bisa mendapatkan pencairan dana H-1 dan itu dicairkan keseluruhan, maka hal ini berbeda dengan dek wahyu. Kemarin dia sudah berangkat menuju Jember. Berdasarkan kabar yang aku terima, dana yang dicairkan oleh bagian keuangan hanya ½ saja, sedangkan sisanya akan di-reimbers atau diganti ketika laporan pertanggung jawaban (LPJ) selesai disusun. 
Intinya balik ke regulasi kampus. Yang terpenting, jangan malu bertanya (tapi sebelum bertanya usahakan cari tau dulu. Jadi pas nanya biar ngga yang bener-bener kosong alias ga punya info apa-apa). Semoga dari tulisan ini sedikit memberikan pencerahan untuk kalian yang akan berangkat final lomba yaaa ~Aamiin.

Ditulis oleh saya yang akan makan siang,
Selfiana.
Wassalaamu’alaikum.

Continue reading Self Edu: Tahapan Mengajukan Proposal Pendanaan Untuk Final Lomba Nasional