Some friends send me message and ask
me to share how do I make a paper. Actually I'm still a newbie. Moreover there
are many people outside who can make
scientific papers better than me. I'll share my personal experience bout writing paper but don’t
expect too much yak wkwkw . You should know everything that i write here is
purely the result of my personal journey. Entah ini layak untuk dikonsumsi
kalian yang jauh lebih smart dari aku atau ndak. Pokonya ini based on my
personal experiences. If you have different story or having a question, feel
free to share with me. Bisa lewat ig atau email ya.
Bismillah, Oke langsung aja ini tujuh poin gimana aku bisa menulis Karya Tulis Ilmiah from my own mind ^^ (ini sama-sama belajar yaaa, kalo ada yang kurang tepat boleh ikut berpendapat hehe)
Bismillah, Oke langsung aja ini tujuh poin gimana aku bisa menulis Karya Tulis Ilmiah from my own mind ^^ (ini sama-sama belajar yaaa, kalo ada yang kurang tepat boleh ikut berpendapat hehe)
1st : MERASA FRUSTASI
“Kok gitu?”
Wkwkw iya! Based on my personal experience, aku dulu emang gitu. Berangkat
dari perasaan frustasi. Oiya frustasi yang aku maksud disini bukan frustasi
yang disebabkan karena diputusin cowok/galau karna jomblo/frustasi karena dia
online tapi gak bales wasapmu ya gesss -.- wkwkwk Bukan itu loh ya. Ini
frustasi yang classy! Frustasi yang
karena udah jibek dan lelah menahan ketidak-tauan yang akhirnya berimplikasi
pada keinginan/semangat untuk menjadi bisa.
Ya! Aku merasa sangat frustasi,
bagaimana tidak? Kuliah udah jalan tiga bulan tapi aku kayak keong yang stuck ga dapet achievement apa apa. Hal ini sangat jauh berbeda dengan masa-masa
SMK yang tiap bulan almost always ada/ikut/menang
lomba entah itu tari tradisional atau lomba lainnya (mohon untuk tidak menganggap ini sebuah kesombongan, melainkan ini adalah tamparan bagiku). Nah, waktu kuliah beneran
nyewwww gituu. Semester satu-dua-tiga-empat benar-benar tidak menghasilkan
apa-apa selain angka IPK. Beneran suram dan dark
banget kala itu.
Gimana ga frustasi? Aku pengen nulis,
tapi aku gatau apa-apa soal tulis-menulis, kalo-pun mau nulis yang ilmiah jugak
gatau mau mulai dari mana, mau belajar yaa sama siapa? Belum punya partner yang
se-visi juga. “How about your classmate?”
Pada dasarnya mereka semua baik tapi entah mengapa sangat kurang aktif terhadap
hal-hal yang berbau kepenulisan/riset. Semacam kuliah yaa kuliah aja begitu. sungguh
menyedihkan bukan? Bukan~. Ada target tapi ngerasa itu mustahil untuk dicapai.
That’s my big MABA PROBLEM’S. Jika kalian berada di posisi yang sama denganku,
jangan takut! Perasaan sedih dan frustasi itu wajar tinggal gimana cara kalian
mengevakuasi kesedihan/kefrustasian itu. Jika kebetulan kalian
adalah MABA (Mahasiswa Baru) yang punya keingingan untuk bisa nulis karya
ilmiah, Cobalah ikut organisasi kepenulisan non-jurnalistik Trus, kalo
kebetulan juga kalian anak FE-UM aku sangat merekomendasikan kalian untuk
bergabung dengan LP3ME. Sungguh! Bukan sekedar promosi. Ini karna aku nggak
ingin kalian merasakan penyesalan yang aku rasakan dulu.
"Nyesel gak ikut, coba kalo aku ikut LP3ME mungkin gak se-gabut ini" keluhku dalam hati.
"Nyesel gak ikut, coba kalo aku ikut LP3ME mungkin gak se-gabut ini" keluhku dalam hati.
“Ya Robb aku mau belajar, aku ingin
bisa menulis suatu karya yang berguna T.T tapi hamba ndak tau harus mulai
darimana Ya Allah??” doaku malam itu. Jika kalian pernah berdoa seperti itu.
Selamat! Kita samaan ^^. Alhamdulillah, perasaan frustasi itu akhirnya mengantarkan
aku pada semangat yang berkobar wkwkwk berkobar jare. Oiya, pernah dengar quote
dari Imam Syafi’i nggak? Yang intinya gini loh “Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” nampol bener kan?? Nah! Aku salah seorang yang tidak
tahan dengan kebodohan diri sendiri, jadi aku lebih memilih lelah belajar
ketimbang bego selamanya. Gimana? udah merasa frustasi belum? Kalo belum ayo
frustasi dulu hehehe ^^
2nd : DO WHAT YOU LOVE, NO MATTER WHAT
Sebenarnya aku sering banget nyoba-nyoba
buat karya tulis ilmiah. Di semester tiga-empat juga udah latihan buat KTI tapi
setiap apply disuatu lomba entah
kenapa selalu failed (Gagal lagi, gagal lagi. Ewhhh bisa jadi kegagalanku
ini karna ga ada yang nge-bimbing gess! Mau minta bimbingan dosen? Dosennya
sibuk sama jam kuliah dan tugas lainnya. Jadi, terpaksa struggling sendiri).
Ada yang mengalami hal serupa???. Gapapa! Tetep semangat. Aku mengumpulkan
sisa-sisa semangat dari kegagalan tersebut dan mencoba membuat evaluasi. Apa
yang salah? Apa yang kurang? hehe Jangan dikira sekali nulis langsung dapet
juara. Ndak! Dari 10x percobaan ikut lomba, cuman satu karyaku yang bisa lolos
10 besar final LKTIN “RATU GAYATRI 2017”(Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di
Univ. Negeri Jember). Itupun terjadi ketika aku sudah berada di semester lima. Karya tersebut adalah hasil pelarian
dari rasa sumpek dan rasa bosan yang aku alami ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Entah semua KKN begitu atau cuman aku aja yang ngerasain kalo KKN itu useless dan benar-benar tidak sesuai
dengan ekspektasiku. Faedahnya KKN itu apa sih btw? semacam program leyeh-leyeh-main
game, main kartu, cari gebetan-pindah tempat tidur-dan itu semua menurutku gak
efektif karena terlalu menghabiskan banyak biaya. Biaya yang dikeluarkan gak
sebanding dengan manfaat yang didapatkan. Ketika menjadi ketua ditempat KKN aku
membuat berbagai program yang menurutku baik untuk semua pihak ehhh tapi aku
malah dibilang individualis dan perfeksionis. Pikirku kala itu, KKN adalah
program yang (beneran) menjadikan mahasiswa berpengaruh terhadap
pembangunan/pengembangan di suatu desa. Kenyataannya malah berakhir dengan
kegiatan pasrah yang ga jelas arah tujuannya wkwkw program ala-kadarnya yang
penting ketika pembimbing datang semua terlihat oke-oke aja. Wagilahhh gak tuh?
Aku yang awalnya menjadi ketua yang bersemangat, mendadak memilih diam daripada
over handle yang berujung pada kena 'hate' padahal jugak udah di hate,
parahnya ditinggal sendirian diposko dan yang lainnya pada makan bakso
meninggalkan seluruh barang berharga mereka di posko wkwk Aku? Ya having fun
sama warga sekitar dan adik-adik kecil yang antusias belajar (batinku, gini tah kuliah kerja nyata itu?). Salahku adalah menganggap mereka
semua anak pramuka (pramuka yang mengamalkan dasa dharma) Kenapa pramuka? Ya!
ketika aku menjadi pemimpin di pramuka, Segala ide yang aku kemukakan dihargai,
kalaupun usulanku tidak diterima ya kita diskusikan untuk kebaikan berasama. Pasalnya
ketika KKN, semakin aku memberikan kontribusi justru semakin aku nggak
dihargai (mohon tidak menganggap gila hormat).
Daripada berdebat/rasan-rasan yang berujung
pada penumpukan dosa, aku memilih menghabiskan banyak malam dan waktu luangku
untuk diam, kemudian menulis. Nulis apaan? Ya nulis usulanku terkait dengan program
kerja KKN yang gak bisa aku realisasikan. Semuanya aku tuliskan dengan penuh
emosi menggunakan format PPKI (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah) bisa di cek
disini ges http://ft.um.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/PPKI-Pedoman-Penulisan-Karya-Ilmiah-2017.pdf.
Ketika LKTIN Ratu Gayatri aku memberanikan diri untuk mengusulkan ide KKN yang aku buat itu. Yaaahh~ Alhamdulillah meski hanya
bisa sampai 5 besar aja hehe. Meski belum mendapatkan juara, aku merasa bangga
pada diriku sendiri karena sudah berani mencoba. Saat itu aku yakin bahwa LKTIN
Ratu Gayatri adalah bukti bahwa Allah sedang membantuku untuk bisa melawan keterbatasanku. Dari kejadian
itu aku bisa dapet banyak ilmu dari peserta univ lain. Mulai dari public speaking, cara bikin KTI, dan
banyak hal lainnya termasuk kesabaran. Seorang partner mengolokku dengan tegas “Jelas
aja ga menang, yang kamu buat itu ga ada faedahnya” wkwkw Jleb bukan?. Saat itu
aku cuman mbatin sambil berkata pada diriku sendiri “You did well Self! Next time
ayok bikin sesuatu yang berfaedah! Pasti biso!!”
Aku menanamkan sugesti pada diriku
sendiri bahwa “I love writing too much”.
Entahlah, sugesti itu semacam sebuah magic! Ketika mulai merasa tertekan dengan
suasana yang tidak nyaman. Aku memilih diam, dan menulis ketimbang koar-koar hehe. “Sel, kalo aku kok malah sebaliknya ya?
Nulis malah tertekan?” Waduuuh. wkwkwkw, yaudah kalo kalian malah sebaliknya saranku
mending lakukan sesuatu yang menyenangkan hatimu dulu. Kadang kalo aku gak mood nulis tapi terjebak dengan dateline
yaa aku bangun mood-ku dengan cara ngaji/ndengerin murottal surah-surah yang bikin ati adem/makan es krim/main gitar/makan bakso/makan mie
setan kalo ga gitu yaa ndengerin musik atau nonton film. Do what you love first wkwkw. Kalo mood-nya udah kebangun yaudah langsung gasss!
3rd : IQRA, BACA, READ
“Mau nulis tapi nulis apa? tentang
apa? bahas apa? gimana caranya? harus mulai darimana?”
Jangan berpaku pada
pertanyaan-pertanyaan itu. Cukup mulai aja dulu. Perbanyak baca topik/berita/
atau apapun yang kalian sukai. Sebisa mungkin bikin hal yang disuka sebagai
satu titik fokus. Kalo aku pribadi sangat addicted
dengan sesuatu yang berkaitan dengan
dunia pendidikan, kesenian, ekonomi, sosial budaya, pariwisata dan lingkungan
(humaniora) kalo kamu gimana? Apa bidang yang kamu sukai? Nah! kalo udah menentukan apa bidang yang kamu
suka, Ayok dikepoin. Anggep aja bidang tersebut
layaknya kakak kelas yang kalian taksir di SMA wkwkw. Kepoin sampe ke
akar-akarnya jangan kasih longgar. Baca dan cari tau dari berbagai
sumber mulai dari tafsir quran/berita/jurnal/atau literatur lainnya.
“Ide itu dapetnya darimana sih mbak?”
Yang jelas bukan dari mbah dukun!
Wkwkw. Kalo sudah sampe disini artinya kalian udah punyak mood yang bagus nih.
Oke! Baru-baru ini aku menulis karya ilmiah tentang lingkungan.
“Kok bisa kepikiran?”
Kalian tau kan? banyak sekali
permasalahan yang ada dalam hidup ini wkwkw hidupmu aja gess, hidupku ga ada
masalah kok wkwkw. Ora-ora.
Gini, Tentunya dalam bidang yang kamu sukai tadi pasti ada permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, cobalah untuk menjadi bermanfaat dan berpengaruh dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Syukur-syukur kalo bisa mengatasi masalah sampe ke akar-akarnya. Sebagai akademisi, biasanya aku lebih memilih menghasilkan karya tulis yang nantinya diberikan kepada pihak yang berkepentingan, namun penghargaan yang aku dapatkan kemarin mangajarkan aku arti pentingnya implementasi sebuah karya tulis. More than word, action is important. Tapi, kalo belum bisa yaaa jangan bikin sesuatu yang muluk-muluk. Ingat selalu bahwa perubahan yang besar itu dimulai dari hal-hal yang kecil. Bikin kontribusi kecil aja dulu yang penting implementasinya jelas, tepat sasaran dan masuk akal (ini lebih baik daripada teriak-teriak
dijalanan protes sana sini tapi ga memberikan kontribusi apa apa).
Gini, Tentunya dalam bidang yang kamu sukai tadi pasti ada permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, cobalah untuk menjadi bermanfaat dan berpengaruh dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Syukur-syukur kalo bisa mengatasi masalah sampe ke akar-akarnya. Sebagai akademisi, biasanya aku lebih memilih menghasilkan karya tulis yang nantinya diberikan kepada pihak yang berkepentingan, namun penghargaan yang aku dapatkan kemarin mangajarkan aku arti pentingnya implementasi sebuah karya tulis. More than word, action is important. Tapi, kalo belum bisa yaaa jangan bikin sesuatu yang muluk-muluk. Ingat selalu bahwa perubahan yang besar itu dimulai dari hal-hal yang kecil. Bikin kontribusi kecil aja dulu yang penting implementasinya jelas, tepat sasaran dan masuk akal (
“Caranya bikin ide jadi more clear gimana ya?” BACA,IQRA, READ! Semakin aku membaca semakin aku merasa kecil.
Ya! meski udah sekolah bertaun-tahun masih banyak hal baru yang belum aku
ketahui” quote by Selfiana. wkwkw piye??
wes mirip motivator apa belom? hahaha.
Aku punya minat dalam bidang
lingkungan, yaudah aku cari berita terkait dengan permasalahan lingkungan (misalnya:
banjir). Nah, ini berlaku pada semua bidang ilmu ya. Cari tau mulai dari
penyebab, solusi yang udah ada, dan strategi gimana caranya mengatasi
permasalahan tersebut. Ketika sudah dapet solusinya/ide, jangan bosen-bosen
baca lebih banyak literatur dan temukan unsur keunikan dari solusi yang kalian
buat. Sekiranya, itu dapat membedakan solusimu dengan solusi yang sudah ada
pada umumnya.
Biasanya, permasalahan banjir dapat
diatasi dengan cara menanam pohon. Akan tetapi, penanaman pohon membutuhkan
lahan yang luas, dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama kan? Nah! Trus aku
mikir, gimana ngatasi banjir di desa yang padat penduduk atau desa yang ga
punya lahan luas kayak yang terjadi di Sidoarjo? Setelah aku baca-baca,
ternyata ada cara lain yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan banjir yaitu dengan membuat Lubang
Resapan Biopori (LRB). Solusi mengatasi banjir menggunakan LRB bukan hal yang
baru, oleh karena itu harus digali lagi apa unsur keunikannya. Aku perlu membuat
konsep implementasi dengan metode tertentu atau strateginya dibikin yang anti
mainstream. Oiya, ide/gagasan disini ngga harus selalu mengatasi permasalahan
yaa. Bisa juga membuat sebuah inovasi (sesuaikan dengan bidang yang kamu sukai.
Misalnya kamu pandai bikin aplikasi yaudah coba kembangin aplikasi yang bisa
berguna bagi orang lain).
Dalam membuat sebuah karya tulis
ilmiah, membaca merupakan kunci utama. Selain menambah pengetahuan, membaca itu bikin semua sel-sel
saraf pada otak jadi aktif. Kalo sel-sel saraf otaku dah aktif, maka itu akan
membuat otak menjadi lebih mudah berkonsentrasi. Melalui membaca, maka akan
dengan sendirinya bisa membuat inovasi yang mungkin belum pernah dilakukan oleh
orang lain. Kalo kata dosenku dulu, orang yang suka baca itu lebih mudah
berkonsentrasi pada satu hal yang ia fokuskan (Suryani, 2018).
Wahyu yang diterima nabi Muhammad SAW aja juga baca
kok, masa iya kita umatnya ogah-ogahan baca? Hmmmm~
4th : BUAT TO DO LIST
To Do List
akan membuat hasil karya ilmiahmu selesai dengan maksimal. Biasanya, dari ide
yang aku punyak, aku buat judul, dari judul aku kembangkan menjadi bab, dari
bab aku kembangkan menjadi sub-bab, dari sub-bab aku kembangkan menjadi suatu
kalimat yang membentuk paragraf-paragraf (kalo kata orang jawa di-‘reng-reng’
disek ben gak lali). Oleh karena itu, penting untuk membuat list.
Menulis karya ilmiah nggak bisa
disamakan dengan cetak foto yang bisa langsung jadi/kilat rek. Selalu ada
prosesnya. Jadi harus punya timeline
yang jelas kapan mau ngerjain bagian awal (latar belakang, tujuan, manfaat),
kapan ngerjain bagian inti, sampe dengan bagian penutup. Kebetulan aku tipe
orang yang mengerjakan KTI sesuai dengan sistematika hehe (kan kadang ada juga
yang lebih suka ngerjain bagian intinya dulu baru bagian awal trus penutup). Jika
kalian buka link terkait dengan PPKI
diatas, maka kalian akan melihat bahwa sistematika karya ilmiah itu terdiri
dari beberapa bagian. Kalo karya ilmiah yang kalian buat memang diniatkan untuk
apply lomba, perhatikan juga sistematika
dan timeline yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Beberapa temanku punya
ide/gagasan yang sangat menarik. Akan tetapi, dia gagal karena diakhir merasa kurang maksimal dalam hal penulisan.
Leyeh-leyeh diawal, pas udah deket dateline malah sumpek dan ga bisa all out. Sayang banget ya kan kalo udah
gitu?
5th PERHATIKAN POIN
PENTING INI
Latar Belakang
From my own mind ^^, latar belakang
adalah bagian yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Kenapa begitu? Ya! Menurutku
bagian ini sangat menuntut adanya harmonisasi paragraf. Semua alasan kenapa
kalian nulis karya ilmiah dengan judul tertentu dan mengapa itu menjadi penting
untuk dibahas harus diungkapkan dengan jelas dan sistematis dibagian ini. Lebih
jelasnya akan aku berikan contoh (semoga gak tambah bingung yaa). Misalnya aku
punya karya tulis ilmiah yang berjudul “Revitalisasi Sejarah Candi Sumberawan
berbasis Community Based Tourism
Menuju Perekonomian Desa Wisata yang Mandiri”. Nah, dengan judul KTI seperti
itu, kurang lebih latar belakang begini :
Paragraf 1
fokus membahas tentang perekonomian dalam bidang pariwisata. Mulai dari peran
pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDP) sampai dengan pentingnya
perekonomian desa wisata bagi masyarakat. Uraikan juga terkait dengan
perekonomian desa yang mandiri itu yang bagaimana.
Paragraf 2
Fokus membahas kendala pengembangan dan pengelolaan wisata desa bersejarah.
Paragraf 3
membahas tentang usaha yang sudah dilakukan untuk mengembangkan dan mengelola
wisata desa bersejarah.
Paragraf 4
membahas tentang pentingnya revitalisasi sejarah yang berimplikasi pada
peningkatan pada perekonomian desa yang mandiri.
Paragraf 5
menjelaskan mengapa alasan memilih konsep community
based tourism (CBT). Kaitkan dengan revitalisasi sejarah dan perekonomian
desa wisata yang mandiri. Di kalimat terakhir tegaskan lagi apa fokus kalian
dalam menulis KTI.
Sebisa mungkin antara satu paragraf
dengan paragraf lainnya saling berkaitan. Hal ini berlaku pada semua bab.
Usahakan juga pake data-data yang REAL GOOD. Entah itu nominal,
atau persentase. Jaman udah canggih kok, jadi mau cari data model apa aja
gampang, asal keyword-nya tepat. Kalo
data yang dibutuhkan terkait dengan bencana bisa akses webnya Data Informasi
Bencana Indonesia (DIBI), kalo soal internet bisa akses webnya Asosiasi Jasa
Pengguna Internet Indonesia (AJPII). Apapun ada di gugel, bahkan mau search
tumo aja juga keluar kok wkwkwk. Yok bersyukur. Salah satu wujud syukur adalah
menggunakan hak searching sebagai
generasi millennial dengan bijaksana. ^^
Kajian Pustaka
From my own mind ^^, Kajian pustaka
itu merupakan part yang menjadi patokanmu nulis KTI . Bisa bersumber dari
Undang-Undang, penelitian sebelumnya (dengan syarat, punyak variabel yang sama ‘gampangane
ngene gess! Misal aku mbahas permasalahan banjir menggunakan LRB, yowis aku cari
penelitian sebelumnya yang mbahas soal banjir-LRB), bisa juga dari buku. Kalo
aku jarang banget pake buku. Kenapa? Buku itu mahal ges wkwkwwk. Biasanya aku
baca jurnal ilmiah aja. Bisa googling di google cendekia/google
schoolar/research gare/ random aja search di google. Jangan sekali-sekali
ngutip dari blog! Kenapa? Karena blog yang nge-sahre materi-materi kuliah itu
ga bisa dipertanggung jawabkan. KECUALI BLOG-KU WKWK Anyway blogku ga pernah
nge-share materi/teori-teori yang asal comot dari blog sebelah atau sejenisnya.
Yang ada cuman tips yang aku tulis based
on pengalaman pribadi. Seluruh hasil KTI ku tidak akan pernah aku publish melalui blogspot. Kenapa? Karna sudah
ada tempatnya sendiri ~eaaaak.
Bagian Inti
From my own mind ^^, bagian inti itu
membahas segala hal terkait dengan idemu. Dibagian ini biasanya ga ada format ‘saklek’-nya.
Masing-masing KTI disesuaikan dengan kebutuhan kalian. Kalo tadi contohnya
tentang “Revitalisasi Sejarah Candi Sumberawan berbasis Community Based Tourism Menuju Perekonomian Desa Wisata yang
Mandiri” maka dibagian inti harus dijelaskan maksud dari ide ini apa.
Revitaslisasi Candi Sumberawan itu gimana maksudnya? Community Based Tourism itu apa dan gimana maksudnya? Trus hubungannya
dengan perekonomian apa? gimana ceritanya revitalisasi sejarah candi bisa
membuat perekonomian desa wisata menjadi mandiri? . Pokonya dijelaskan
sejelas-jelasnya. Pastikan konsep/idemu bisa tersampaikan dengan baik. Kalo bingung,
terlebih dahulu kembangankan judul/idemu menjadi list-list hal yang penting untuk dibahas, setelah di list segera dibikin uraiannya. (Godaan
ngerjain part ini itu adalah pemikiran yang bercabang-cabang. Diperlukan fokus
ekstra untuk ngerjain part ini). Mood harus beneran dikendalikan dengan baik.
Kutipan - Daftar Rujukan
Aku sudah pernah merasakan dibilang
plagiat oleh salah seorang dosen senior dengan history pendidikan yang sangat memukau (penguji skripsi utamaku).
Namun, diakhir beliau mengatakan bahwa aku adalah sejatinya XXXX wkwkw
mantapss. “Kok bisa dibilang plagiat?” Hal itu terjadi karena aku tidak membuat
daftar rujukan dan mengutip dengan cara yang salah. Nah, hal ini harus menjadi
perhatian bagi siapapun yang mau nulis karya tulis ilmiah. Jujur itu penting.
Kalo kalian mengambil kalimat orang lain yaa tulis-lah. Cara mengutip langsung
dan tidak langsung, semuanya ada di PPKI (baca aja). Tips dari aku, setiap
selesai mengutip suatu kalimat langsung tulis daftar rujukannya! Jangan nunggu
nanti-nanti atau ditulis ketika KTI nya udah kelar. Jangan! Daripada ada yang
terlewatkan mending daftar rujukan di-list
at the same time atau sesaat setelah
mengutip. Cara penulisan citation bisa dilihat di link ini yaa https://www.otago.ac.nz/library/pdf/Harvard_referencing.pdf(SEMANGAT BACA!!)
6th MINTA ORANG LAIN BUAT NGE-REVIEW
Setelah selesai nulis semua bagian dan
merasa yaqin udah selesai, mintalah pendapat orang lain. Aku biasanya minta
tolong temen kos/mbak/ibuk. Kalo yang nge-review bisa memahami isi KTI mu,
artinya 75% bisa dibilang KTI yang kamu buat masuk dalam kategori KTI yang
baik. Kata Indra (mawapres UM 2017), KTI yang baik itu yang bisa dipahami oleh
para pembacanya. Kalian juga boleh meminta bantuan senior yang lebih expert
untuk meminta kritik/saran.revisi. Aku-pun juga demikian. Selain minta tolong
orang laun buat baca aku juga minta tolong suhu buat ngoreksi karya tulisku.
Tips ke 7 soon yaa karena lebih
spesifik terkait dengan gimana caranya bisa lolos final LKTIN. Kalo tak
terus-terusin malah kepanjangan dan berujung pada gak mau baca lagi wkwkwkw.
~tertanda, aku yang ingin selalu
belajar
Selfiana.