Selasa, 28 Mei 2019

Self Edu: Cara Menulis Novel


Bismillahirohmanirohim… Pada siang hari ini aku mau wasting time buat menjawab pertanyaan teman-teman Musholim.
1. “Mbak, gimana caranya nulis novel?”
2. “Mbak, kok bisa bikin alurnya rapi?”
3. “Mbak, kalo mau nulis mulainya darimana?”
4. “Mbak, kasih tips dong caranya nulis!”
5. “Mbak Ajarin aku nulis”
6. “Mbak, aku gapaham PUEBI aku ga paham KBBI juga. Trus gimana dong?”
Nah semacam itu pertanyaannya.
Aku sebenernya ngga layak banget mau berbagi ginian ke kalian semua. My love, pahamilah bahwa aku ini juga masih sangat amat pemula. Dalam hal menulis novel aku sama sekali ndak punya bekal apa-apa. Pelatihan menulis novel? Wkwkwk boro-boro.
Mengapa kalian menanyakan hal ini padaku? Bukankah seharusnya kalian nanya ke penulis-penulis hebat yang sudah menerbitkan banyak buku diluaran sana? Aku lo apa? cuman butiran debu! Karya di Wattpad aja baru satu.
Hmmmm Astaghfirullah aku!
Tapi tapi...
Balik lagi pada keinginan untuk bisa bermanfaat. Sangat sedikit ilmu yang aku punya ini, tapi entahlah kenapa aku ingin tetep membagikannya. Entah itu bakal berguna atau nggak. Setidaknya aku sudah mengikatnya. Kata Sayyidina Ali ra. “Ikatlah ilmu dengan menulis”. Nah! Mungkin tulisanku ngga berkualitas, tapi kembali lagi.. aku ingin mengikat ilmu itu. Minimal kalo aku udah ngga ada didunia, tulisan recehku ini akan menjadi saksi betapa aku ingin berguna bagi sesamaku. Hehe
Ngomong soal nulis novel..
Satu orang menjadi inspirasiku untuk menuliskan sebuah karya. Karya yang sedikit berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Oke tanpa panjang lebar, inilah prosesku menulis novel ala-ala. Sekedar mengingatkan, ini semua based on my personal experience. Aku bisa menulis ini karena sebelumnya aku sudah mencoba. Jalannya mungkin ngga semulus orang-orang diluar sana tapi yawdahlah semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi PEMANTIK supaya kalian juga SEGERA ikut MENULIS.

1. MULAI NULIS 
Aku punya akun Wattpad sudah sejak tahun 2016 (Wattpad itu apa? silahkan cari di google). Banyak dalih kenapa aku baru mulai nulis di 2019 ini. Nggilani kalo dijelasin alasannya apa.
Bagiku, menulis itu bukan sekedar mengutarakan isi hati atau imajinasi kita, melainkan juga menunjukkan identitas orang yang ada dibaliknya (identitas penulis itu sendiri). Apa yang dituliskan itu bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana cara berpikir, dan sudut pandang penulis. Makanya, kalo mau nulis, niatnya jangan sampe salah. Ngga boleh asal-asalan, harus ada niat baik didalamnya,
Bener sih kalo semua akan Indah pada waktunya. Tapi kalo ga ada USAHA? yaa gak bakal nemu Indahnya dong. Bener ndak?
Jadi…
Mulai nulis sekarang juga! Benerin niat! Apapun yang kamu tulis, niatkan untuk ibadah. Niatkan untuk hal yang baik-baik aja lah pokonya. Cara mengawalinya gimana? Selain dengan langsung nulis, kalian juga musti perhatikan beberapa hal:
*Awal mula, tentukan genre novelmu (fiksi/misteri/romance/spiritual/Islamic/komedi/petualangan) atau apa. Silahkan ditentukan. Kalo aku pribadi, mengawalinya dengan menulis novel fiksi romansa islami. Semi curhat gituu wkwkwk. Bisa dilihat di akun wattpad ku @selfiana_hanafi. Karya pertamaku judulnya “Lantunan Doa Untuk Halim”. Sangat ringan untuk dibaca diakhir pekan. Insyaallah kalian bisa menikmati alurnya dan tetep mendapatkan nilai positif dalam tokoh-tokoh novel itu. Alhamdulillah, udah ada juga salah seorang teman yang sekarang sudah mulai menulis. Dia mengawalinya dengan bikin cerita misteri (tentang mutilasi-mutilasi gitu).
Pokonya, coba diawali dengan genre yang menurut kalian ringan, dan tidak memberatkan. Setidaknya, itu bisa jadi titik awal membangun sugesti bahwa “MENULIS ADALAH KEGIATAN ENTERTAINKU”. Asli. Seru banget ketika nulis udah jadi semacam kegiatan refreshing. Keasyikan menulis bisa setara dengan nonton drama korea. Hmmm Alhamdulillah betul.  
*Tentukan Awal dan Akhirnya (Plot maju/mundur cantik/ campuran). Trus beri batasan mau dibikin berapa bagian. Buat timetable yang jelas kira-kira selesai nulisnya kapan. Target diri sendiri. Misal “Insyaallah aku bisa nyelesaiin cerita ini dalam waktu empat bulan”. Nah… disitu ntar gabakal ada waktu yang kebuang sia-sia.  Tiap ada waktu luang pasti langsung kepikiran buat ngerjakan. Tanpa ada alarm, tanpa ada yang ngingetin sekalipun. Naturally, bisa jalan sendiri.
*Tentukan ada berapa tokoh dalam ceritamu. Kalau sudah, sekalian tentukan mana yang protagonis dan antagonis… Coba visualisasikan dengan jelas. Bikin oret-oretan. Kalo di novel pertamaku, aku ngebikin setidaknya ada 15 tokoh hidup dan ada juga yang cuman figuran.
*Biarkan imajinasi liarmu berkelana. Ketika ditanya, “Mbak… kok bisa bikin alurnya hidup?” Bukan pelit atau apa, tapi aku sendiri juga susah jelasinnya gimana. Ini bener-bener random. Aku sendiri awalnya udah bikin setting “Oke!…ntar gini, trus gini, trus gini” pikriku. How bout reality? Beda banget. Seringkali aku tulis, hapus, tulis, hapus. Sampe kapan? Sampe aku bener-bener srek! Kadang, meski udah selesai nulis, aku semacam tiba-tiba dapet ide dari kejadian sehari-hari (misal lagi ndengerin ceramah, eeh kok bagus atau abis baca apaaa gitu), Nah... pengen tuh tak masukin di alur. Meski udah ada setting awal tapi aku kayak yang bener-bener fleksibel gitu. Let it flow. 
*Banyakin baca. Ini sih yang aku ngga pernah bosen untuk ngingetin ke siapapun. BACA itu penting bangetttt. Asli. Kalo kataku “Ga mungkin orang bisa nulis, kalo dia ga pernah baca”. Itulah kenapa di mata pelajaran TK bunyinya BACA-TULIS-HITUNG (CALISTUNG). Bukan lagi TULIS-BACA-HITUNG (entah dah kalo disingkat jadinya apa, TULBATUNG?? Wkwkw kok jelek ya?). Meski kerjaanku sangat erat kaitannya dengan menghitung, tapi aku tetap memberikan prioritas terbesar pada membaca.
Noted! Untuk langkah awal…. Jangan pedulikan soal bagus atau buruknya karyamu. Awal-awal yang dibutuhkan adalah kemauan. Yang penting MAU dulu. Kalo udah mulai nulis, ntar pasti bisa menyesuaikan “Ehh kayaknya kalo gini ga pas deh, kalo gini kayake kurang menarik deh, kalo gini kayake kurang oke deh” Nah sejalan dengan kemauan kalian untuk menulis, sadar atau tidak kalian akan mulai mampu memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat nggak nyaman barusan. Setelah memulai, pasti ntar ada keinginan untuk nulis yang sesuai EYD, KBBI, PUEBI.

2. LUANGKAN WAKTU 
STOP! Membandingkan diri dengan orang lain. “Waaah, karya itu kok dah dibaca 1 triliun kali. Waah itu kok karyanya udah xxx xxx xxx dst.” Cukup! Pahami saja bahwa Allah itu menciptakan kita lengkap dengan keunikan masing-masing. My love, kamu dan aku adalah hamba yang spesial. Jadi, jangan membandingkan diri yang berujung pada kufur nikmat. Membandingkan diri boleh, tapi harus berujung TERMOTIVASI. Misal, “Waaah mbak Selfi yang receh aja bisa, berarti aku juga bisa? Iya! aku bisa banget!”. Nahh, kalo begitu sangattt boleh.
Maksud dari jadi dirimu sendiri disini adalah temukan gaya menulismu sendiri. Sebisa mungkin, gimana caranya orang kalo baca tulisanmu itu bisa kebayang “Ini tulisannya Selfi!” langsung bisa begitu. Wkwkwk Tulisan yang memiliki identitas. Jangan ragu! karna kalo kamu meragukan dirimu sendiri, gimana dengan orang lain?
"Mbak, cara nemuin gaya menulis itu gimana?"
Ya mulai menulis dong! kalo sudah menulis, cintai tulisanmu sendiri. Milikilah rasa bangga dengan segala hal yang sudah kamu lakukan. Ingat! Selagi belum ada orang lain yang mengapresiasi, dirimu sendiri yang harus menjadi orang pertama yang mengapresiasinya. “Gut Job Sel. Udah oke kok! Semangat yaaa aku! Besok nulis lagi” Nah, dah kayak orang sedih gak sih nyemangatin diri sendiri gitu? Wkwkwk tapi itu beneran bekerja kok. Coba aja! 
Nulis pake gaya bahasamu sendiri. Oke? 

3. HARUS BANGGA
Dimanapun aku berada. Entah itu tempat kerja, komunitas, teman main, grup, atau apapun. Aku ngga pernah malu untuk memperkenalkan karya yang aku tulis. Tanpa ragu aku memberitahukan ke oranglain (mohon untuk tidak menganggap tindakan ini sebagai PAMER). Anggap saja ini sebuah usaha menghargai diri sendiri.
“Novel saya yang berjudul LANTUNAN DOA UNTUK HALIM” wkwkwk dimanapun aku berada, aku pasti menyuarakannya. Termasuk di blogku sendiri
Pokonya jangan malu. Kenapa? Ya! Karena kalian menulisnya pake effort kan? Dan effort itu harus kalian hargai. Kalo kalian ngga ngehargai kinerja diri kalian trus siapa yang mau ngehargai cobak?
Aku pernah baca tulisan “Ketika kamu malu dengan karya yang kamu buat, disitulah letak kegagalan pertamamu”. Kalo yang nulis aja ga bangga gimana bisa orang lain ikutan bangga?
Aku tau… pendapat ini pasti pro-dan kontra, tapi coba ambil positifnya yaa.. Oiya satu lagi. Tetep menjadi pribadi yang terbuka dengan kritik dan saran. Mau kritik pedes atau apa? udah terima aja. Kalo dapet kritik pedes, gapapa abaikan mudharatnya, ambilin positifnya.

4. ANGGAP SEBAGAI PROSES BELAJAR
Entah ini apa, aku selalu menganggap bahwa hidup sejatinya proses belajar. Ya! punya proses belajar wkwkwk alay bener. Yawes gitu.. Ketika kalian udah berhasil menulis satu karya, jangan berhenti. Trus konsisten dan bikin target capaian-capaian. Mulai dari yang receh sampeeeek yang keliatannya mustahil.
Siapa sangka?
Padahal pemula tapi sok-sok mau ketika diminta menjadi editor project menulis komunitas dakwah muslimah. Editor? Hello from the other side? Editor. Dengan pengalaman yang nol ini aku berani menerima tanggung jawab itu.
“Kenapa ukhti jadi mau jadi editor?”
“Karena saya tidak pernah jadi editor, jadi biar pernah”
Wkwkwkw konyol banget kan? Jujur melebur. Pikirku, kalo aku jadi editor aku bisa belajar nulis yang bener kayak apa. Nulis yang ngga sekedar “MAU MAU AN” tapi yang bener-bener betul. Heleh! Intinya, aku mengambil tanggung jawab itu karena aku mau belajar. Aku seneng bisa baca karya orang, aku juga seneng bisa bedain gaya menulis orang lain. Semakin banyak baca, semakin aku paham “Alahmdilillah, jadi gini ya…” muncul perasaan semacam itu.
Kemauan diawal menuntunku menghasilkan beberapa tulisan baru.. Percaya atau tidak aku sekarang punya 4 Novel yang lagi ku kerjakan.

Tiap novel aku buat tantangan-tantangan. Misal, novel kedua bahasanya harus naik level. Bukan yang ringan-ringan lagi. Novel ketiga, pesan yang disampaikan harus lebih dominan daripada ceritanya. Novel keempat, coba bikin novel dengan genre baru. dan seterusnya. Harus naik tingkat. Pelan aja tapi pasti, mulai merambah ke penerbit. Cari-cari penerbit, dan lain sebagainya. Harus Ada Proses 
Belajarnya.


5. PASTI BISA
Jangan meremehkan dirimu sendiri. Kamu tuh bisa. Tinggal kapan mau eksekusinya. Iya! Kapan???? Sekarang dong ya (^0^)

Semoga setelah aku menulis ini, akan banyak DM DM bermunculan, atau email-email bermunculan yang minta koreksi atau sharing bareng soal tulis menulis. MUSHOLIM? Mari beraksi, dan mengeksekusi. Meski banyak sekali tanda seru, aku ngga sedang marah-marah. Aku tetap menulisnya dengan penuh cinta wkwkwk. Oke, sekian. 

Salam dari aku yang masih pemula.
~Selfiana.

Continue reading Self Edu: Cara Menulis Novel