Senin, 25 November 2019

Self Story: Garis Bawah Novel Ayat-ayat Cinta


Assalamualaikum semuanya…

Gimana kabarnya? semoga segalanya semakin baik yaa ~Aamiin.
Alhamdulillah, aku tidak pernah menyangka akhirnya aku bisa membaca novel sampai selesai wkwkwk (bener-bener baca novel satu buku full). Definisi tuman adalah ketika aku membeli/mendapat novel, kemudian hanya membaca satu part aja hahahaha. Kadang juga ngerasa ngga enak hati, terutama ketika dapet doorprise novel di suatu acara.  Gimana ya? wkwkwk kalo ngga dibaca eman, tapi kalo dibaca kok yaa aku ini ngga terlalu interest. Wkwkwkw dasar aku! Nonton film ngantuk, baca novel apalagi :v




Source: bukurepublika.id

Ajaibnya, hal ini berbeda ketika aku menerima kiriman buku hibah. Tanpa ada angin-badai-topan-halilintar-halang-merintang, aku mendapatkan 4 buku setebal ±2,5 cm. Novel Ayat-ayat cinta, Novel Ketika Cinta bertasbih buku 1, Novel Ketika Cinta bertasbih buku 2, dan 1 Buku tentang Zikir.
Kalian mungkin sudah pernah melihat film yang diadopsi dari dua novel diatas bukan? Iya! Film ayat-ayat cinta dan ketika cinta bertasbih. Nah, hal ini 180 derajat berbeda denganku yang benar-benar blank dan tidak paham jalan cerita dua novel tersebut. Aku pernah dengar bahwa film ayat-ayat cinta memang sangat populer di tahun 2012, tapi apalah aku yang saat itu hanya bocah SMP yang sibuk latihan tari dan tidak paham hara-huru per-filman dan per-novelan di Indonesia.
Awalnya aku berencana membuat resensi begitu, tapi ternyata udah banyak dong wkwkwk. Sedihnya, kebanyakan resensi yang ada di blog-blog suka di-copas bebas untuk tugas Bahasa Indonesia ~hiks -.- Hal itu seketika mewurungkan niatku untuk menulis resensi novel. Budaya ngopas dari blog untuk menyelesaikan tugas itu sama sekali NDAK APIK. Kalau mau bikin resensi yang bagus yaa harus baca novelnya langsung. Ingatt yaa, instan yang enak cuman mie aja (tapi ujungnya kalo berlebihan yaa sama aja ngga sehat wkwkwk).
كُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلَا مَخِيلَةٍ

“Makanlah kalian, bersadaqahlah kalian serta berpakaianlah kalian dengan tidak berlebih-lebihan dan juga tidak sombong” Diriwayatkan dalam
Sunan an Nasaa`iiy (558), “al Bukhaariy” secara mu`allaq dijazamkan dengannya (4/53).

Pokonya saranku, kalo mau bikin resensi wajib baca novelnya terlebih dahulu. Kurang-kurangi budaya ngopi dari blog.
Tentu saja my lov, from my own mind aku pingin nulis sesuatu yang berbeda. Ketimbang resensi Novel, aku ingin mencatat kalimat yang sudah aku garis bawahi (hal-hal penting). Rasanya, itu akan menjadi lebih berfaedah sebab layak untuk diingat dan diambil nilai-nilainya.

“Baiti jannati. Rumahku adalah surgaku. Tempat yang kami tinggali ini harus benar-benar menjadi tempat yang menyenangkan.” ~Bagian 1, Halaman 20.
Sebagai manusia yang minim kemampuan Bahasa asing, aku menganggap Baiti Jannati adalah kalimat yang keren wkwkwkw. Pas baca kalimat itu rasanya mesam-mesem (maklum anak rumahan). Apakah kalian lebih suka diam dirumah ketimbang keluar-keluar ga jelas? Santuy! You’re not alone. Akupun begitu, dasarnya memang ngga hobi keluar rumah kecuali jika benar-benar ada kepentingan. Menjadikan rumah sebagai tempat yang menyenangkan tentu ngga bisa dilakukan sendiri, sebab ada orang tua dan saudara-saudara yang lain. Minimal, kalian bisa mulai menciptakan zona nyaman di kamar. Setting segalanya supaya terasa lebih nyaman. Ngga harus serba mewah kayak kamarnya prinses, pokonya dibikin se-nyaman mungkin. Rapi, bersih, serba pink, wangi aromaterami, gitu-gitu lah pokonya.
 Setelah selesai, berikutnya mulai jalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga (ngobrolin hal yang ringan-ringan, ngaji bareng, nonton pertandingan bola/ufc bareng, makan bareng, atau ngupil bareng wkwkwk ngga ding). Social circumstance and family life itu penting bangetttt. Banyak teman yang salah paham, dikiranya aku sejak lahir deket sama adik-adikku. Ngga! Dulu aku cuek bebek. Bodoh amat soal adek, tapi ortu menanamkan buat saling peduli. Hal itu akhirnya yang membuatku mendekati adek-adekku dan menanyakan segala hal tentang perkembangan belajar mereka dalam hal apapun. Lagian, manusia mana yang ngga luluh kalo diperhatikan dan dipedulikan secara terus-menerus? Secara otomatis sekarang adek-adekku menjadikan aku sebagai teman mereka. Tanpa mengurangi rasa hormat, mereka tahu batas kesopanan gimana memperlakukan aku sebagai seorang mbak tanpa harus merasa lebih senior. Situasi menyenangkan di dalam rumah tercipta dengan smooth meski kadang masih ada aja bumbu-bumbu percekcokan yang lumrah.

“Dan pada kenyataannya, tak ada buku atau kitab di dunia ini yang dibaca dan dihafal oleh jutaan manusia setiap detik melebihi Al-Qur’an” ~Bagian 1, Halaman 24.
MasyaAllah T.T ini bener banget. Teringat kalimat yang disampaikan oleh Syeikh Ali Jaber “Hanya Qur’an yang tidak akan meninggalkanmu. Hanya bacaan qur’an yang menemanimu menuju Allah. Bukan suami/orangtua/anak, tetapi qur’an. Tidak sekalipun bacaan qur’an itu pergi darimu. Kau akan ditemani hingga sampai di Surganya Allah dengan bacaan-bacaan Al-Qur’an. Masa manfaatnya luar biasa seperti itu kita tidak mau membacanya?”
Bacaan Qur’an kalian mungkin lebih baik dan sempurna ketimbang aku yang masih gratal-gratul ini. Untungnya, Allah Maha Baik. Orang yang bacaannya belum lancar justru mendapatkan dua pahala lebih banyak ketimbang yang bacaanya lancar :’) Satu pahala untuk kesabaran membaca Al-Quran, dan satu pahala untuk kesulitan yang dialami ketika membaca Qur’an. Jadi, bersemangatlah! wis pokoe nderes ae terus, No Matter What Keep Reciting Qur’an. Ala bisa karena biasa, kalo masih gratul-gratul yaa belajar baca terus, minta sama Allah kemudahan. My love, gusti Allah mboten sare.  Semoga Allah menjadikan kita semua dan keturunan kita kelak menjadi ahlul qur’an ~Aamiin.

“Di dunia ini memang banyak sekali rahasia Tuhan yang tidak bisa dimengerti oleh manusia lemah sepertiku.” ~Bagian 1, Halaman 27.
Sombat-sambat-sombat-sambat. Ini rasanya kok aku banget ya? Hehehe Astaghfirullah~
Baca Novel ayat-ayat cinta sedikit menyentil batinqu ~Hilih. Manusia hanya bisa berencana ini-itu, urusan hasil masih jadi hak-Nya. Yayaya, benar! Hasil akhir memang representasi dari proses yang sudah diusahakan, tapi bukankah sangat jelas jika Allah selalu campur tangan? Allah sendiri loh yang turun tangan memilihkan apa-apa yang terbaik untuk kita :’)
Kalo kata Gus Baha, “Sebagai hamba kita harus bisa mensifati Pengeran (Allah SWT). Kita ini lemah maka ada Allah yang Maha Kuat. Kita ini miskin, maka ada Allah Maha Kaya. Kita ini polos, maka ada Allah yang Maha Tahu. Kita ini kecil, maka ada Allah yang Maha Besar. Kapasitas kita sebagai manusia ini sangat terbatas, intinya apa? Allah ingin semua dari kita ini hanya bergantung kepada-Nya.” Yap! Allah know who and what best for our life.

“Sebab, hanya Allah saja yang berhak menentukan siapa-siapa yang patut diberi hidayah.” ~Bagian 1, Halaman 27.
Kata Gus Baha, “Ibadah itu punya keangkuhannya sendiri.” Dari kutipan beliau aku mengartikan bahwa kita ndak bisa memaksa orang lain melakukan segala hal yang menurut kita baik, apalagi jika urusan ibadah yang hakikatnya habluminallah. Yang harus saling disadari ialah Jika langkah kita terasa ringan ketika melakukan ibadah, maka disitulah letak Allah memberikan hidayah.

“Tak ada yang berhak melaknat manusia kecuali tuhan.” ~Bagian 3, Halaman 40.
Kalimat ini mengingatkan aku bahwa no judgement itu penting untuk dibiasakan.  Semoga kita semua dijauhkan dari sifat-sifat julid dan nyinyir. Pun, ya? Ndak  perlu menghukumi orang lain baik/buruk, cukup mendoakan yang terbaik aja. Gimana? Mantuls

“Cara menurunkan amarah orang mesir adalah dengan mengajak membaca sholawat” ~Bagian 3, Halaman 44.
Btw ini untuk orang mesir. Kalo untuk orang Jawa Timur, kira-kira piye? Ehehehe. Oiya, di salah satu kajian youtube Ust. Abdul Somad, aku pernah mendengar beliau mengatakan hal yang sama. Jika ada orang yang lagi berantem, maka ucapkanlah sholawat. “Allahumma Sholi ‘Ala Sayyidina Muhammad,” Mereka yang bertengkar akan auto menjawab sholawat tersebut. Minimal ada jeda sebelum melanjutkan amarah berikutnya wkwkwkw syukur-syukur kalo bubar. Cara ini belum pernah aku coba, lah gimana? Aku jarang liat orang berantem. Ngga kebayang sih, pas lagi enak-enak tengkar tiba-tiba nyeletuk gitu wkwkwk enak-enak jare *Ups.

Ngga kerasa dong, ternyata udah 1200 kata wkwkwkw. Sebenernya masih ada banyak garis bawah yang ngga kalah seru. Kalo aku terusin, kuatirnya malah seperti copas novel Kang Abik. Intinya, aku ngga menyesal telah mengurangi jam bubukku untuk baca Novel ini dalam sekali duduk.

Untuk siapapun yang butuh amunisi quote pembangun jiwa, bisa langsung baca novelnya aja ya. Terimakasih buat siapapun yang sudah mampir. Semoga berfaedah yaa, mon map jika ada typo-typo. Jariku bertulang, tapi kesempurnaan hanya milik Allah SWT. hehehe Apaan si? bisa dipahami ya? Wuwuwuw cerdas! ~Sekian.

Ditulis oleh aku yang laptopan sambil nyedu Es Susu Coklat.
Selfiana Hanafi.

Wassalaamu'alaikum warahmah.

Referensi:
Shirazy, Habiburrahman. 2008. Ayat-ayat cinta (sebuah novel pembangun jiwa). Jakarta: Penerbit Republika.
Muftisani. 2016. Jangan Berlebihan. (Online), (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/09/15/odjd4o313-janganlah-berlebihan). Diakses Senin, 25 November 2019.



0 komentar:

Posting Komentar